Kupang, 10/1 (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyatakan gempa tektonik yang terjadi di Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT) akibat aktivitas subduksi lempeng Indonesia-Australia ke bawah Lempeng Eurasia.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia," kata Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kampung Baru Kupang, Robert Owen Wahyu di Kupang, Kamis.
Pada Kamis dini hari pukul 01.56.31 WIB, wilayah Kabupaten Sumba Tengah diguncang gempa bumi tektonik.
Hasil analisis BMKG menunjukkan, informasi awal gempa bumi ini berkekuatan M=5,2 Skala Richter (SR) yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi M=5,0 SR.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 9,63 LS dan 119,91 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 34 km arah timur, 38 km arah barat Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, pada kedalaman 79 km.
Sementara hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi di wilayah Kabupaten Sumba Tengah ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan dari struktur sesar turun (normal fault).
Guncangan gempa bumi ini dilaporkan telah dirasakan di daerah Waingapu, Bima dan Labuan Bajo dalam skala intensitas III MMI dan di Kabupaten Manggarai Barat dengan intensitas II-III MMI.
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.?
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami.
Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, kata Robert Wahyu menambahkan.
Baca juga: Gempa 5,5 SR guncang Sumba Tengah
Baca juga: Gempa 4,8 SR guncang Sumba Tengah
BMKG: gempa Sumba Tengah akibat aktivitas subduksi lempeng Indonesia-Australia
10 Januari 2019 08:26 WIB
Ilustrasi peta digital gempa di kawasan Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (30/12/2016). (USGS)
Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019
Tags: