BPBD Lebak sisir lokasi rawan bencana
10 Januari 2019 00:08 WIB
Ilustrasi : Warga berjalan di dekat rambu peringatan bencana tsunami di pantai wisata Kampung Jawa, Banda Aceh, Aceh, Selasa (8/1/2019). Pemerintah setempat bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memperbanyak rambu peringatan bencana dan petunjuk jalur evakuasi sebagai kesiapsiagaan dan meminimalkan korban jiwa akibat bencana alam. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/wsj. (ANTARA FOTO/IRWANSYAH PUTRA)
Lebak, (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak melakukan penyisiran di sejumlah lokasi yang masuk daerah rawan bencana menyusul curah hujan di daerah itu yang cenderung meningkat.
"Kami berharap penyisiran di lokasi rawan bencana itu bisa mengurangi risiko kebencanaan agar tidak menimbulkan korban jiwa," kata Pelaksana Harian Kepala BPBD Kabupaten Lebak Kaprawi di Lebak, Rabu.
Lokasi rawan bencana alam itu karena topografinya perbukitan, pegunungan, serta aliran sungai dan pesisir pantai. Potensi bencana itu di antaranya tanah longsor, pergerakan tanah, banjir, angin kencang, dan sambaran petir.
Masyarakat yang tinggal di lokasi rawan kebencanaan mencapai ribuan kepala keluarga (KK).
"Kami meminta warga untuk meningkatkan kewaspadaan bila terjadi intensitas curah hujan yang cukup tinggi ," katanya.
Kaprawi menyebutkan, lokasi rawan bencana alam tersebar di Kecamatan Bojongmanik, Sobang, Rangkasbitung, Cimarga, Cibadak, Gunungkencana, Leuwidamar, Bayah, Banjarsari, Cirinten, Malingping, Lebak Gedong, Cilograng, Cijaku, Muncang, Cibeber, dan Wanasalam.
Lebih lanjut, ia mengatakan, di sepanjang 2018 kejadian bencana alam di wilayah Kabupaten Lebak, tidak sampai menimbulkan korban jiwa.
BPBD setempat siaga selama 24 jam dengan melibatkan relawan tangguh bencana yang dilengkapi peralatan evakuasi dan logistik.
Selain itu, pihaknya menjalin koordinasi dengan TNI, Polri, PMI, Dinkes, pemerintah kecamatan dan desa untuk mengatasi kebencanaan.
"Kami mengimbau warga tetap meningkatkan kewaspadaan guna mencegah korban jiwa dan jika cuaca buruk sebaiknya mengungsi ke tempat yang lebih aman," ujarnya.
Baca juga: Longsoran tebing menutup jalan antar-desa di Magetan
Baca juga: BPBD siapkan 25.000 masker antisipasi abu Merapi
Baca juga: Radius 500 meter dari pantai Selat Sunda masih zona waspada tsunami
"Kami berharap penyisiran di lokasi rawan bencana itu bisa mengurangi risiko kebencanaan agar tidak menimbulkan korban jiwa," kata Pelaksana Harian Kepala BPBD Kabupaten Lebak Kaprawi di Lebak, Rabu.
Lokasi rawan bencana alam itu karena topografinya perbukitan, pegunungan, serta aliran sungai dan pesisir pantai. Potensi bencana itu di antaranya tanah longsor, pergerakan tanah, banjir, angin kencang, dan sambaran petir.
Masyarakat yang tinggal di lokasi rawan kebencanaan mencapai ribuan kepala keluarga (KK).
"Kami meminta warga untuk meningkatkan kewaspadaan bila terjadi intensitas curah hujan yang cukup tinggi ," katanya.
Kaprawi menyebutkan, lokasi rawan bencana alam tersebar di Kecamatan Bojongmanik, Sobang, Rangkasbitung, Cimarga, Cibadak, Gunungkencana, Leuwidamar, Bayah, Banjarsari, Cirinten, Malingping, Lebak Gedong, Cilograng, Cijaku, Muncang, Cibeber, dan Wanasalam.
Lebih lanjut, ia mengatakan, di sepanjang 2018 kejadian bencana alam di wilayah Kabupaten Lebak, tidak sampai menimbulkan korban jiwa.
BPBD setempat siaga selama 24 jam dengan melibatkan relawan tangguh bencana yang dilengkapi peralatan evakuasi dan logistik.
Selain itu, pihaknya menjalin koordinasi dengan TNI, Polri, PMI, Dinkes, pemerintah kecamatan dan desa untuk mengatasi kebencanaan.
"Kami mengimbau warga tetap meningkatkan kewaspadaan guna mencegah korban jiwa dan jika cuaca buruk sebaiknya mengungsi ke tempat yang lebih aman," ujarnya.
Baca juga: Longsoran tebing menutup jalan antar-desa di Magetan
Baca juga: BPBD siapkan 25.000 masker antisipasi abu Merapi
Baca juga: Radius 500 meter dari pantai Selat Sunda masih zona waspada tsunami
Pewarta: Mansyur
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019
Tags: