Kakao dengan teknik sambung samping dikembangkan Aceh Utara
9 Januari 2019 14:57 WIB
Pemilik kebun memperlihatkan buah coklat yang membusuk di pohon di kawasan kebun produksi coklat terbesar Pante, Kecamatan Buloh Blang Ara, Aceh Utara, Provinsi Aceh. Senin (16/7). Akibat wabah tersebut petani Coklat di kabupaten Aceh Utara gagal panen dan merugi. (FOTO ANTARA/Rahmad)
Lhokseumawe, Aceh (ANTARA News) - Dinas Perkebunan Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPPKH), Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, dalam upaya meningkatkan produktivitas tanaman kakao, saat ini mengembangkan teknik sambung samping pada tanaman tersebut.
"Dengan teknik sambung samping ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas buah dan produksinya, sehingga lebih produktif dan menguntungkan petani," kata Kasi Perlindungan Tanaman dan Pengembangan Lahan DPPKH, Kabupaten Aceh Utara,, Muslim, Rabu.
Ia menjelaskan teknik sambung samping pada jenis tanaman kakao tersebut sudah dilakukan kepada dua kelompok tani kakao di Aceh Utara, sebagai percontohan dengan luasan lahan 10 hektare.
Di antaranya dikembangkan pada kelompok tani kakao di Gampong Tempel, Kecamatan Cot Girek dan Gampong Blang Ping, Kecamatan Tanah Luas.
Muslim mengatakan, dengan teknik sambung samping tersebut, diperoleh beberapa keunggulan antara lain, tanaman lebih cepat berbuah dan selalu ada buah, perawatan mudah karena tidak terlalu tinggi batangnya, serta lebih tahan terhadap hama penyakit.
Sedangkan mengenai jenis batang yang digunakan pada teknik sambung samping tersebut berasal dari jenis Rispa Clonal Cacao (RCC-70).
"Selama ini, banyak tanaman kakao yang dibudidayakan oleh petani benihnya bukan dari jenis benih unggul sehingga berdampak pada produksinya. Akan tetapi dengan teknik sambung samping ini yang berasal dari cabang benih unggul akan berdampak pada produksi yang lebih baik lagi," katanya.
Dia menambahkan, tujuan dilakukannya teknik sambung samping ini adalah sebagai salah satu usaha meningkatkan produktivitas kakao di Aceh Utara, agar lebih menguntungkan bagi petani.
Selain itu, dengan teknik sambung samping itu juga dapat menjadi replikasi bagi petani kakao lainnya agar tanaman lebih produktif, demikian Muslim.
Baca juga: Petani kakao Aceh rugi akibat serangan hama
"Dengan teknik sambung samping ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas buah dan produksinya, sehingga lebih produktif dan menguntungkan petani," kata Kasi Perlindungan Tanaman dan Pengembangan Lahan DPPKH, Kabupaten Aceh Utara,, Muslim, Rabu.
Ia menjelaskan teknik sambung samping pada jenis tanaman kakao tersebut sudah dilakukan kepada dua kelompok tani kakao di Aceh Utara, sebagai percontohan dengan luasan lahan 10 hektare.
Di antaranya dikembangkan pada kelompok tani kakao di Gampong Tempel, Kecamatan Cot Girek dan Gampong Blang Ping, Kecamatan Tanah Luas.
Muslim mengatakan, dengan teknik sambung samping tersebut, diperoleh beberapa keunggulan antara lain, tanaman lebih cepat berbuah dan selalu ada buah, perawatan mudah karena tidak terlalu tinggi batangnya, serta lebih tahan terhadap hama penyakit.
Sedangkan mengenai jenis batang yang digunakan pada teknik sambung samping tersebut berasal dari jenis Rispa Clonal Cacao (RCC-70).
"Selama ini, banyak tanaman kakao yang dibudidayakan oleh petani benihnya bukan dari jenis benih unggul sehingga berdampak pada produksinya. Akan tetapi dengan teknik sambung samping ini yang berasal dari cabang benih unggul akan berdampak pada produksi yang lebih baik lagi," katanya.
Dia menambahkan, tujuan dilakukannya teknik sambung samping ini adalah sebagai salah satu usaha meningkatkan produktivitas kakao di Aceh Utara, agar lebih menguntungkan bagi petani.
Selain itu, dengan teknik sambung samping itu juga dapat menjadi replikasi bagi petani kakao lainnya agar tanaman lebih produktif, demikian Muslim.
Baca juga: Petani kakao Aceh rugi akibat serangan hama
Pewarta: Mukhlis
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019
Tags: