Indikator: Jokowi-Ma'ruf belum aman untuk menang pilpres
8 Januari 2019 20:15 WIB
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi di Jakarta Selasa (8/1/2019) mempresentasikan hasil survei elektabilitas pasangan capres-cawapres dari lembaga survei yang dipimpinnya. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Jakarta (ANTARA News) - Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin meskipun saat ini memiliki elektabilitas 54,9 persen tapi belum aman untuk memenangkan Pemilu Presiden 2019.
"Masih tingginya swing voters, yakni pemilih yang masih dapat mengubah pilihannya, yakni mencapai 25 persen, maka masih ada peluang pasangan Prabowo-Sandi untuk memenangkan Pemilu Presiden 2019," kata Burhanuddin Muhtadi saat mempresentasikan hasil survei dari lembaga survei yang dipimpinnya di Jakarta, Selasa.
Hadir pada presentasi hasil survei tersebut Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto, Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno serta pengamat politik dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta Kuskrido Ambardi.
Menurut Burhan, dari hasil survei yang dilakukan oleh Indikator Politik Indonesia terhadap 1.220 responden di 34 provinsi di Indonesia pada 16-26 Desember 2018, menyimpulkan pasangan capres-cawapres nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, memiliki elektabilitas 54,9 persen atau unggul 20,1 persen dibandingkan dengan pasangan capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, yang memiliki elektabilitas 34,8 persen.
Buhan menjelaskan, kalau pemilu presiden diselenggarakan saat ini, maka pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin akan memenangkan pemilu presiden, tapi karena pemilu presiden diselenggarakan pada 17 April 2019 atau sekitar tiga bulan mendatang, elektabilitas 54,9 persen masih belum aman.
"Elektabilitas kedua pasangan capres-cawapres masih bisa berubah dalam waktu tiga bulan ke depan. Apalagi masih ada indecided voters serta swing voters yang seluruhnya mencapai 25 persen," katanya.
Keunggulan elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf sebesar 20,1 persen, menurut dia, masih bisa berubah dengan adanya swing voters yang mencapai 25 persen.
Karena itu, Burhan mengingatkan, TKN Jokowi-Ma'ruf untuk terus bekerja keras dan tidak cepat puas. Burhan juga mengingatkan BPN Prabowo-Sandi untuk tetap semangat karena masih ada peluang untuk memenangkan Pemilu Presiden 2019.
Survei dilakukan oleh Indikator Politik Indonesia terhadap sebanyak 1.220 responden berusia 17 tahun ke atas dengan sampel acak di 34 provinsi di Indonesia, pada 6-16 Desember 2019.
Metode survei yang digunakan, yakni wawancara tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Adapun margin of error rata-rata sebesar plus-minus 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
Baca juga: Survei: Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 54,9 persen, Prabowo-Sandiaga 34,8 persen
Baca juga: Jokowi sebut penurunan elektabilitas terkait harga komoditas
Baca juga: Survei nyatakan tiga partai politik masih andalkan kekuatan figur ketua umum
"Masih tingginya swing voters, yakni pemilih yang masih dapat mengubah pilihannya, yakni mencapai 25 persen, maka masih ada peluang pasangan Prabowo-Sandi untuk memenangkan Pemilu Presiden 2019," kata Burhanuddin Muhtadi saat mempresentasikan hasil survei dari lembaga survei yang dipimpinnya di Jakarta, Selasa.
Hadir pada presentasi hasil survei tersebut Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto, Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno serta pengamat politik dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta Kuskrido Ambardi.
Menurut Burhan, dari hasil survei yang dilakukan oleh Indikator Politik Indonesia terhadap 1.220 responden di 34 provinsi di Indonesia pada 16-26 Desember 2018, menyimpulkan pasangan capres-cawapres nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, memiliki elektabilitas 54,9 persen atau unggul 20,1 persen dibandingkan dengan pasangan capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, yang memiliki elektabilitas 34,8 persen.
Buhan menjelaskan, kalau pemilu presiden diselenggarakan saat ini, maka pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin akan memenangkan pemilu presiden, tapi karena pemilu presiden diselenggarakan pada 17 April 2019 atau sekitar tiga bulan mendatang, elektabilitas 54,9 persen masih belum aman.
"Elektabilitas kedua pasangan capres-cawapres masih bisa berubah dalam waktu tiga bulan ke depan. Apalagi masih ada indecided voters serta swing voters yang seluruhnya mencapai 25 persen," katanya.
Keunggulan elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf sebesar 20,1 persen, menurut dia, masih bisa berubah dengan adanya swing voters yang mencapai 25 persen.
Karena itu, Burhan mengingatkan, TKN Jokowi-Ma'ruf untuk terus bekerja keras dan tidak cepat puas. Burhan juga mengingatkan BPN Prabowo-Sandi untuk tetap semangat karena masih ada peluang untuk memenangkan Pemilu Presiden 2019.
Survei dilakukan oleh Indikator Politik Indonesia terhadap sebanyak 1.220 responden berusia 17 tahun ke atas dengan sampel acak di 34 provinsi di Indonesia, pada 6-16 Desember 2019.
Metode survei yang digunakan, yakni wawancara tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Adapun margin of error rata-rata sebesar plus-minus 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
Baca juga: Survei: Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 54,9 persen, Prabowo-Sandiaga 34,8 persen
Baca juga: Jokowi sebut penurunan elektabilitas terkait harga komoditas
Baca juga: Survei nyatakan tiga partai politik masih andalkan kekuatan figur ketua umum
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019
Tags: