Kemenag ingatkan hati-hati sebar konten politik di medsos
7 Januari 2019 14:52 WIB
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama DKI Jakarta Saiful Mujab di acara pembinaan dan tasyakuran memperingati Hari Amal Bhakti (HAB) ke-73 di Kantor Kemenag Jakarta Selatan, Senin (7/1/2019). (Anom Prihantoro)
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama DKI Jakarta Saiful Mujab mengingatkan masyarakat agar mampu mengendalikan diri di tahun politik dengan tidak sembarangan menyebar konten-konten politik di media sosial karena bisa memicu keretakan umat beragama.
"Di tahun politik 2019 ini konten di grup WhatsApp bisa berdampak luar biasa. Harus hati-hati," kata Saiful di acara pembinaan dan tasyakuran memperingati Hari Amal Bhakti (HAB) ke-73 di Kantor Kemenag Jakarta Selatan, Senin.
Menurut dia, beberapa unsur masyarakat cenderung suka membagi konten tanpa memverifikasi kebenaran pesan. Jika itu konten politik dan isinya salah tentu penyebar pesan turut berjasa menyebarkan hoaks dan bisa memecah belah persatuan dan kesatuan.
Dia mengatakan jika konten hanya lelucon ringan tentu tidak masalah tetapi jika sudah terkait politik tentu sangat rentan. Kalaupun memang mendapatkan konten politik dalam media sosial sebaiknya berhenti pada diri sendiri tidak disebarkan lagi.
"Kalau lucu-lucu tidak apa-apa. Nah kalau berbau politik dan SARA ini yang bisa bahaya. Jika menerima konten SARA dan berbau politik lainnya, cukup baca untuk diri sendiri, tidak usah 'di-share' kemana-mana," katanya.
Di tempat yang sama, Kepala Kantor Kemenag Kota Jakarta Selatan Moh Komarudin mengatakan di tahun politik setiap umat beragama harus bisa menjaga persatuan dan kesatuan. Kepentingan umat harus diutamakan daripada individu dan/ atau kelompok.
Tidak jauh dari itu, kata dia, unsur Kemenag juga harus dari internal bisa menjadi contoh untuk kemudian bisa mengajak masyarakat yang lebih luas lagi. Intinya, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa harus dimulai dari diri sendiri kemudian kepada lingkungan sekitar.
"Kami juga harus mulai dari diri sendiri. Kami tentu tidak akan bisa menjaga umat jika kami sendiri tidak bisa. Jika sudah begitu, maka di tahun politik kita bisa atasi semua tantangan," katanya.
Menambahkan, Ketua Panitia Hari Amal Bhakti ke-73 M Yunus Hasyim mengatakan dalam peringatan HAB harus menjadi kesempatan untuk meneguhkan kembali komitmen seluruh komponen dan keluarga besar Kementerian Agama.
Peneguhan itu, kata dia, akan memicu Kemenag supaya bisa memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara, terutama dalam memelihara, menjaga harmonisasi dan toleransi umat beragama.
"Karena diakui atau tidak, tensi politik sedang panas seiring dengan pelaksanaan hajat nasional demokrasi lima tahunan rakyat untuk memilih pemimpin dan wakil rakyat. Secara langsung atau tidak itu dapat mengusik dan mengoyak jaring kerukunan dan keutuhan antarsuku, agama, ras dan antargolongan," katanya.
Baca juga: Polisi Jawa Timur bongkar ribuan akun medsos penyebar hoaks
Baca juga: Masyarakat diimbau tak mudah terpengaruh informasi medsos
"Di tahun politik 2019 ini konten di grup WhatsApp bisa berdampak luar biasa. Harus hati-hati," kata Saiful di acara pembinaan dan tasyakuran memperingati Hari Amal Bhakti (HAB) ke-73 di Kantor Kemenag Jakarta Selatan, Senin.
Menurut dia, beberapa unsur masyarakat cenderung suka membagi konten tanpa memverifikasi kebenaran pesan. Jika itu konten politik dan isinya salah tentu penyebar pesan turut berjasa menyebarkan hoaks dan bisa memecah belah persatuan dan kesatuan.
Dia mengatakan jika konten hanya lelucon ringan tentu tidak masalah tetapi jika sudah terkait politik tentu sangat rentan. Kalaupun memang mendapatkan konten politik dalam media sosial sebaiknya berhenti pada diri sendiri tidak disebarkan lagi.
"Kalau lucu-lucu tidak apa-apa. Nah kalau berbau politik dan SARA ini yang bisa bahaya. Jika menerima konten SARA dan berbau politik lainnya, cukup baca untuk diri sendiri, tidak usah 'di-share' kemana-mana," katanya.
Di tempat yang sama, Kepala Kantor Kemenag Kota Jakarta Selatan Moh Komarudin mengatakan di tahun politik setiap umat beragama harus bisa menjaga persatuan dan kesatuan. Kepentingan umat harus diutamakan daripada individu dan/ atau kelompok.
Tidak jauh dari itu, kata dia, unsur Kemenag juga harus dari internal bisa menjadi contoh untuk kemudian bisa mengajak masyarakat yang lebih luas lagi. Intinya, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa harus dimulai dari diri sendiri kemudian kepada lingkungan sekitar.
"Kami juga harus mulai dari diri sendiri. Kami tentu tidak akan bisa menjaga umat jika kami sendiri tidak bisa. Jika sudah begitu, maka di tahun politik kita bisa atasi semua tantangan," katanya.
Menambahkan, Ketua Panitia Hari Amal Bhakti ke-73 M Yunus Hasyim mengatakan dalam peringatan HAB harus menjadi kesempatan untuk meneguhkan kembali komitmen seluruh komponen dan keluarga besar Kementerian Agama.
Peneguhan itu, kata dia, akan memicu Kemenag supaya bisa memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara, terutama dalam memelihara, menjaga harmonisasi dan toleransi umat beragama.
"Karena diakui atau tidak, tensi politik sedang panas seiring dengan pelaksanaan hajat nasional demokrasi lima tahunan rakyat untuk memilih pemimpin dan wakil rakyat. Secara langsung atau tidak itu dapat mengusik dan mengoyak jaring kerukunan dan keutuhan antarsuku, agama, ras dan antargolongan," katanya.
Baca juga: Polisi Jawa Timur bongkar ribuan akun medsos penyebar hoaks
Baca juga: Masyarakat diimbau tak mudah terpengaruh informasi medsos
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019
Tags: