Ma'ruf Amin: Persatuan bangsa landasan menjaga NKRI
7 Januari 2019 06:12 WIB
Cawapres nomor urut 01, saat berpidato pada acara Istighosah dan Doa Bersama, memperingati Hari Lahir ke-46 Partai Persatuan Pembangunan (PPP), di halaman kantor DPP PPP, Menteng, Jakarta, Minggu (6/1) malam. (ANTARA/Foto: Riza Harahap)
Jakarta (ANTARA News) - Cawapres nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin menegaskan bahwa persatuan bangsa harus menjadi landasan penting dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"NKRI sudah final, menjadi pilar negara bersama Pancasila dan UUD 1945," kata KH Ma'ruf Amin dalam pidatonya pada acara Istighosah dan Doa Bersama memperingati Hari Lahir (Harlah) Ke-46 Partai Persatuan Pembangunan (PPP), di halaman kantor DPP PPP, Menteng, Jakarta, Minggu (6/1) malam.
Hadir pada kegiatan tersebut, Ketua Majelis Syariah PPP KH Maimoen Zubair, Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin, serta jajaran pengurus DPP PPP.
Menurut Kiai Ma'ruf, Pancasila dan UUD 1945 adalah pedoman warga bagi negara dalam menjalankan kehidupan bernegara maupun kehidupan bermasyarakat. "Para pendiri bangsa dan ulama telah merumuskannnya, mengkompromikannya antara keislaman dan kebangsaan, adalah sejalan," katanya.
Mustasyar Nahdlatul Ulama ini menilai, Pancasila bagi umat Islam adalah pedoman kebangsaan yang bertauhid, sedangkan bagi kaum nasionalis Pancasila adalah kebangsaan yang religius. "Hal itu adalah kesepakatan sesama saudara, sebangsa, dan setanah air. Maka NKRI dianggap sudah final. Karena sudah berhasil menjadi kesepakatan," kata Kiai Ma'ruf.
Karena itu, mantan Rais Aam PBNU ini meminta kader PPP terus berjuang menjaga keutuhan NKRI. Menurutnya, meski menggunakan sistem republik, tetapi turunan aturannya sangat mendukung umat Islam hidup sesuai akidahnya.
"Negara tidak menutupnya. Ada UU nikah, wakaf, haji, perbankan syariah, surat berharga syariah negara. Bahwasanya perjuangan kita harus dalam bingkai NKRI. Ini saya kira yang sudah kita sepakati dan kita jaga sampai kapan pun," tandas Kiai Ma'ruf.
"NKRI sudah final, menjadi pilar negara bersama Pancasila dan UUD 1945," kata KH Ma'ruf Amin dalam pidatonya pada acara Istighosah dan Doa Bersama memperingati Hari Lahir (Harlah) Ke-46 Partai Persatuan Pembangunan (PPP), di halaman kantor DPP PPP, Menteng, Jakarta, Minggu (6/1) malam.
Hadir pada kegiatan tersebut, Ketua Majelis Syariah PPP KH Maimoen Zubair, Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin, serta jajaran pengurus DPP PPP.
Menurut Kiai Ma'ruf, Pancasila dan UUD 1945 adalah pedoman warga bagi negara dalam menjalankan kehidupan bernegara maupun kehidupan bermasyarakat. "Para pendiri bangsa dan ulama telah merumuskannnya, mengkompromikannya antara keislaman dan kebangsaan, adalah sejalan," katanya.
Mustasyar Nahdlatul Ulama ini menilai, Pancasila bagi umat Islam adalah pedoman kebangsaan yang bertauhid, sedangkan bagi kaum nasionalis Pancasila adalah kebangsaan yang religius. "Hal itu adalah kesepakatan sesama saudara, sebangsa, dan setanah air. Maka NKRI dianggap sudah final. Karena sudah berhasil menjadi kesepakatan," kata Kiai Ma'ruf.
Karena itu, mantan Rais Aam PBNU ini meminta kader PPP terus berjuang menjaga keutuhan NKRI. Menurutnya, meski menggunakan sistem republik, tetapi turunan aturannya sangat mendukung umat Islam hidup sesuai akidahnya.
"Negara tidak menutupnya. Ada UU nikah, wakaf, haji, perbankan syariah, surat berharga syariah negara. Bahwasanya perjuangan kita harus dalam bingkai NKRI. Ini saya kira yang sudah kita sepakati dan kita jaga sampai kapan pun," tandas Kiai Ma'ruf.
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019
Tags: