Bogor (ANTARA News) - Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni (DPP HA) IPB membentuk badan otonom khusus tim ahli kebencanaan sebagai bentuk kepedulian dalam membantu penanggulangan bencana dan rehabilitasi, berbasis pertanian.

"Kehadiran tim ini supaya bisa lebih cepat bergerak, profesional terintegrasi dan berkesinambungan kontribusi HA IPB dalam penanganan di satu daerah yang terkena bencana," kata Sekjen DPP HA IPB Walneg S Jas usai melepas keberangkatan bantuan untuk korban bencana Tsunami Banten dan Lampung, di Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu.

Banyaknya bencana yang terjadi akhir-akhir ini menggugah kepedulian masyarakat seluruh Indonesia untuk berempati dan bersimpati dengan memberikan berbagai macam bantuan.

Demikian pula HA IPB untuk kedua kalinya mengirimkan bantuan kepada korban terdampak bencana tsunami Selat Sunda, di Banten dan Lampung. Bantuan berupa pakaian layak pakai, makanan awet, biskuit, susu bayi, pelengkapan mandi, air mineral, obat-obatan, selimut, perlengkapan sekolah anak, mukena, dan lain sebagainya.

HA IPB terus menggalang kepedulian para alumni untuk menyisihkan sebagian hartanya untuk membantu korban terdampak bencana. Hingga dua pekan setelah kejadian tsunami, bantuan terus mengalir.

DPP HA IPB juga telah bergerak untuk aksi tanggap bencana di kedua lokasi tersebut, bekerja sama dengan DPD HA IPB Banten, dan DPD HA IPB Lampung, serta DKM Masjid Alumni IPB.

"Kami hadir karena peduli," kata Sekjen DPP HA IPB Walneg S Jas.

Menurut Walneg, terhadap setiap bencana yang terjadi di Indonesia, HA IPB berkomitmen menggalang kebersamaan dan kepedulian alumni dalam aksi kemanusiaan.

"DPP HA IPB terus berfikir untuk meningkatkan kepedulian alumni di masa-masa yang akan datang," katanya.

Secara internal, lanjut Walgen, DPP HA IPB akan mengembangkan struktur dan pengelolaan aksi tanggap bencana ini agar lebih mampu bekerja maksimal bukan hanya pada masa tanggap darurat melainkan juga pada masa rehabilitasi pascabencana.

Dengan mengembangkan badan otonomi di bawah DPP HA IPB yang nantinya akan diisi oleh para ahli dan alumni yang kompeten di dalam penanganan bencana baik untuk tanggap darurat maupun proses rehabilitasi khususnya dalam pemberdayaan masyarakat berbasis pertanian atau sumber daya alam dan rehabilitasi lingkungan supaya hasil dan manfaatnya lebih maksimal.

"Mudah-mudahan dalam waktu dekat kami bisa menghadirkan tim ahli kebencanaan dengan struktur yang lebih kuat dan komprehensif," kata Walneg.

Baca juga: Masa tanggap darurat di Lampung Selatan diperpanjang
Baca juga: Penyintas bertutur cara bertahan dari tsunami Selat Sunda
Baca juga: Dosen IPB jadi korban tsunami Selat Sunda