Pelabuhan Perikanan Sungailiat dilengkapi teknologi penyulingan air laut
6 Januari 2019 16:47 WIB
Nelayan memindahkan keranjang ikan hasil tangkapan di Pelabuhan Samudera Lampulo, Banda Aceh, Selasa (1/1/2019). Kementerian Kelautan dan Perikanan ( KKP) menargetkan nilai ekspor perikanan nasional tahun 2019 sebesar 9,5 miliar dolar AS atau naik hampir dua kali lipat dari capaian tahun 2018 yang diperkirakan sekitar 5 miliar dolar AS. ANTARA FOTO/Ampelsa/nz. (ANTARA FOTO/AMPELSA)
Sungailiat (ANTARA News) - Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sungailiat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, melengkapi fasilitas teknologi "Seawater Reverse Osmosis" (SWRO) guna penyediaan air bersih untuk nelayan dari penyulingan air laut.
Kepala PPN Sungailiat, Tri Ari Wibowo di Sungailiat, Minggu, mengatakan, sarana teknologi SWRO itu diperuntukan guna memenuhi kebutuhan air bersih bagi nelayan yang hendak melaut mencari tangkapan ikan.
Bahan baku air yang disulung SWRO berasal dari air laut atau air payau di kolam pelabuhan sebelum didistribusikan kembali ke nelayan yang membutuhkan.
SWRO merupakan pengelolaan air laut menjadi air minum melalui proses filterisasi bertekanan tinggi sehingga dapat memisahkan mikroorganisme dan partikel garam yang terlarut dalam air.
"Teknologi SWRO mampu memproduksi air payau atau air laut menjadi layak konsumsi dengan kemampuan kapasitas 20 ton," katanya.
Selain sarana SWRO, pihaknya juga menyediakan pasokan air bersih untuk nelayan dari sumur yang ada di kawasan pelabuhan.
"Sampai saat ini ketersediaan kebutuhan air bersih untuk nelayan baik dari pasokan layanan SWRO maupun dari sumur mencukupi," katanya.
Sementara menurut petugas layanan air bersih SWRO, Robin mengatakan, distribusi air bersih dapat langsung disalurkan ke palka kapal nelayan tanpa harus diangkat.
"Dengan menggunakan selang, kran air dari SWRO bersih sudah disediakan dipinggir dermaga sehingga dapat langsung dialirkan ke kapal nelayan," katanya.
Kepala PPN Sungailiat, Tri Ari Wibowo di Sungailiat, Minggu, mengatakan, sarana teknologi SWRO itu diperuntukan guna memenuhi kebutuhan air bersih bagi nelayan yang hendak melaut mencari tangkapan ikan.
Bahan baku air yang disulung SWRO berasal dari air laut atau air payau di kolam pelabuhan sebelum didistribusikan kembali ke nelayan yang membutuhkan.
SWRO merupakan pengelolaan air laut menjadi air minum melalui proses filterisasi bertekanan tinggi sehingga dapat memisahkan mikroorganisme dan partikel garam yang terlarut dalam air.
"Teknologi SWRO mampu memproduksi air payau atau air laut menjadi layak konsumsi dengan kemampuan kapasitas 20 ton," katanya.
Selain sarana SWRO, pihaknya juga menyediakan pasokan air bersih untuk nelayan dari sumur yang ada di kawasan pelabuhan.
"Sampai saat ini ketersediaan kebutuhan air bersih untuk nelayan baik dari pasokan layanan SWRO maupun dari sumur mencukupi," katanya.
Sementara menurut petugas layanan air bersih SWRO, Robin mengatakan, distribusi air bersih dapat langsung disalurkan ke palka kapal nelayan tanpa harus diangkat.
"Dengan menggunakan selang, kran air dari SWRO bersih sudah disediakan dipinggir dermaga sehingga dapat langsung dialirkan ke kapal nelayan," katanya.
Pewarta: Kasmono
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2019
Tags: