Kepri inginkan maskapai penerbangan dukung sektor pariwisata
5 Januari 2019 20:55 WIB
Pemandangan salah satu dari tiga laguna di gugusan Pulau Bawah yang masuk dalam Kawasan Konservasi Perairan Nasional (KKPN) Kepulauan Anambas dari salah satu fasilitas resort Bawah Private Island di Kepulauan Riau, Sabtu (26/11). Resort bintang tujuh yang dibangun melalui Penanaman Modal Asing (PMA) di gugusan pulau seluas 99,379 hektare ini menjadi yang ekowisata pertama yang dikembangkan di KKPN di Indonesia. (ANTARA News/Virna Puspa Setyor)
Tanjungpinang (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau berharap pihak maskapai penerbangan mendukung sektor pariwisata dengan membuka jalur penerbangan dari berbagai negara ke wilayah itu.
Kepala Dinas Pariwisata Kepri Buralimar, di Tanjungpinang, Sabtu, mengatakan, pihak maskapai penerbangan dapat bekerja sama dengan perusahaan yang bergerak di bidang kepariwisataan sehingga dapat menjual paket wisata ke Kepri dengan harga yang terjangkau.
Sebagai contoh, peningkatan kunjungan wisatawan asal Tiongkok di Kepri diawali dengan paket wisata, yang didukung oleh maskapai Lion Air. Wisatawan asal Tiongkok tetap ramai mengunjungi Kepri, meski pihak Lion tidak lagi menyewakan pesawat itu untuk rute Tiongkok-Tanjungpinang dan Tiongkok-Batam.
"Jumlah wisatawan asal Tiongkok meningkat hampir 100 persen tahun 2018 dibanding tahun 2017. Kami inginkan target wisman bukan hanya dari Tiongkok, melainkan negara lainnya yang potensial," katanya.
Buralimar berharap Lion kembali menyewakan pesawatnya untuk mendukung sektor pariwisata. "Akan lebih baik bila Nam Airline dan Garuda juga menyewakan pesawatnya dalam paket wisata," ucapnya.
Selama ini, kata dia wisman yang paling banyak berkunjung ke Kepri berasal dari Singapura, kemudian diikuti Malaysia. Kedua negara itu merupakan tetangga Kepri.
Menurut dia, upaya untuk meningkatkan kunjungan wisman di Kepri tidak dapat hanya diserahkan kepada Dispar Kepri. Keinginan itu harus didukung institusi lainnya, seperti Kementerian Perhubungan, pihak bandara, pengelola pelabuhan, pemerintah daerah dan Kementerian Pariwisata.
Jika hal itu terealisasi, Buralimar optimistis target kunjungan wisman di Kepri tahun ini akan meningkat tajam.
"Mungkin untuk mencapai 4 juta orang wisman yang berkunjung ke Kepri sesuai target Kemenpar, sulit, tetapi untuk mencapai 3,5 juta atau di atas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tidak sulit," katanya.
Kepala Dinas Pariwisata Kepri Buralimar, di Tanjungpinang, Sabtu, mengatakan, pihak maskapai penerbangan dapat bekerja sama dengan perusahaan yang bergerak di bidang kepariwisataan sehingga dapat menjual paket wisata ke Kepri dengan harga yang terjangkau.
Sebagai contoh, peningkatan kunjungan wisatawan asal Tiongkok di Kepri diawali dengan paket wisata, yang didukung oleh maskapai Lion Air. Wisatawan asal Tiongkok tetap ramai mengunjungi Kepri, meski pihak Lion tidak lagi menyewakan pesawat itu untuk rute Tiongkok-Tanjungpinang dan Tiongkok-Batam.
"Jumlah wisatawan asal Tiongkok meningkat hampir 100 persen tahun 2018 dibanding tahun 2017. Kami inginkan target wisman bukan hanya dari Tiongkok, melainkan negara lainnya yang potensial," katanya.
Buralimar berharap Lion kembali menyewakan pesawatnya untuk mendukung sektor pariwisata. "Akan lebih baik bila Nam Airline dan Garuda juga menyewakan pesawatnya dalam paket wisata," ucapnya.
Selama ini, kata dia wisman yang paling banyak berkunjung ke Kepri berasal dari Singapura, kemudian diikuti Malaysia. Kedua negara itu merupakan tetangga Kepri.
Menurut dia, upaya untuk meningkatkan kunjungan wisman di Kepri tidak dapat hanya diserahkan kepada Dispar Kepri. Keinginan itu harus didukung institusi lainnya, seperti Kementerian Perhubungan, pihak bandara, pengelola pelabuhan, pemerintah daerah dan Kementerian Pariwisata.
Jika hal itu terealisasi, Buralimar optimistis target kunjungan wisman di Kepri tahun ini akan meningkat tajam.
"Mungkin untuk mencapai 4 juta orang wisman yang berkunjung ke Kepri sesuai target Kemenpar, sulit, tetapi untuk mencapai 3,5 juta atau di atas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tidak sulit," katanya.
Pewarta: Nikolas Panama
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2019
Tags: