Istanbul, Turki (ANTARA News) - Penggunaan tas plastik di Turki telah turun sampai 50 persen sejak 1 Januari, ketika pedagang eceran mengenakan biaya untuk tas plastik yang merusak lingkungan hidup, kata menteri urbanisasi dan lingkungan hidup pada Jumat (4/1).

Sasaran Turki ialah mengurangi penggunaan tas plastik per orang --yang saat ini berjumlah 440 per tahun-- sebanyak 90 persen jadi 40 sampai 2025, kata Murat Kurum dalam satu pertemuan mengenai peraturan lingkungan hidup di Ibu Kota Turki, Ankara.

Sebanyak 30-35 miliar tas plastik digunakan di Turki setiap tahun, katanya.

Kurum menambahkan, "Kita perlu kembali penggunaan jaring pasar. Kami mendorong pengusaha dan pemilik pabrik agar melakukan promosi."

Sasaran utamanya bukan memperoleh uang dari tas plastik, tapi untuk mencegah kerusakan lingkungan hidup, kata menteri tersebut, sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu.

Tas plastik dijual seharga 0,25 lira Turki (0,05 dolar AS). Sebanyak 0,10 lira (0,02 dolar AS) dari hasil penjualan tersebut adalah biaya pembuatan dan 0,15 lira (0,03 dolar) untuk proyek lingkungan hidup.

Kurum mengatakan, "Penghasilan dari penjualan tas plastik akan digunakan untuk beberapa proyek lingkungan hidup seperti sepeda dan jalur pejalan kaki, penghalang suara dan instalasi pengolahan air limbah."

Tas plastik dapat memakan waktu 1.000 tahun untuk bisa terurai, kata Mind Your Waste Foundation.

Yayasan itu telah mengatakan sebanyak lima triliun tas plastik diproduksi setiap tahun di seluruh dunia, hanya satu persen yang didaur-ulang.

Turki juga memiliki proyek tanpa limbah, yang dipimpin oleh Ibu Negara Turki Emine Erdogan, untuk mengurangi volume limbah yang tak bisa didaur-ulang.

Baca juga: Perusahaan Ghana ubah limbah plastik jadi bata trotoar
Baca juga: Pengunjung dukung larangan kantong plastik


Editor: Chaidar Abdullah