Desa terpelosok di Maluku Utara bakal dipasang internet
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara (kiri) bersama CEO Pasifik Satelit Nusantara Adi Rahman Adiwoso (kedua kanan), Director Infrastructure & Industrials, Structured & Project Finance Export Development Canada (EDC) Tushar Handiekar (kanan) berbincang saat penandatangan kerjasama pembiayaan pembangunan Satelit PSN VI di Grand Hyatt, Jakarta, Selasa (5/12/2017). Perusahaan jasa telekomunikasi dan informasi berbasis satelit, PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) akan membangun satelit baru yang dinamai PSN VI dibangun oleh perusahaan pembuat satelit asal Amerika Serikat, Space System/Loral, dan ditargetkan mengorbit pada akhir tahun 2018 pada slot orbit 146 derajat bujur timur dan akan dikelola PSN Enam Indonesia untuk memperluas layanan internet yang ada di Indonesia. (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)
"Dari target 25.000 desa, saat ini baru dikerjalan sebanyak 5.000 desa yang ada Indonesia termasuk Provinsi Malut. Untuk penyelesaian dipastikan pada tahun 2022 mendatang setelah satelit dipasangkan," kata Direktur Pasifik Satelit Nusantara, Adirahman Adiwoso di Ternate, Malut, Sabtu.
Dia mengungkapkan pada Februari bakal diluncurkan satu satelit baru untuk permudah pelayan internet di seluruh Indonesia.
Satelit baru tersebut bakal dipasang pada ketinggian 146 derajat bujur timur, satu lokasi dengan satelit lama yang akan diganti dengan satelit baru.
"Dengan pemasangan satelit baru tersebut mampu mencukupi seluruh wilayah yang ada di Indonesia, termasuk daerah yang paling terluar, termasuk desa terpelosok di Malut," katanya.
Ia mengakui agak kesulitan melakukan penyambungan jaringan di provinsi tersebut karena Malut terdiri dari pulau-pulau, sehingga masyarakat harus bersabar.
Sebelumnya, Menkoinfo Rudiantara saat berkunjung ke Malut menyatakan harus ada interkoneksi jaringan, menyusul adanya gangguan internet di Ternate selama empat hari lalu.
"Penyebabnya kabel optik bawa laut milik Telkom, sebagian belum memakai interkonektif, sehingga mengalami gangguan," katanya.
Dia mengatakan, kebanyakan daerah-daerah yang ada di Indonesia sering mengalami gangguan jaringan, karena masih banyak belum berbentuk cincin kabel optiknya.
Oleh karena itu, Menteri meminta agar pihak Telkom, HTI, Indosat, Kominfo, dan sebagainya secepatnya membuat interkoneksi, agar kejadian yang baru saja terjadi bisa diatasi.
Pewarta: Abdul Fatah
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2019