Bupati Pandeglang minta polisi selidiki pengungsi "bodong"
4 Januari 2019 13:45 WIB
Penyintas tsunami Selat Sunda, Nurmi (50) membersihkan Alquran yang kotor karena terkena tsunami di sisa bangunan rumahnya, Sumur, Pandeglang, Banten, Kamis (3/1/2019). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww.
Pandeglang (ANTARA News) - Bupati Pandeglang Irna Narulita meminta kepolisian menyelidiki kasus pengungsi "bodong" (tidak jelas), karena sangat merugikan terhadap warga yang benar-benar terdampak bencana tsunami.
"Penyaluran logistik itu tidak merata juga ada yang menerima banyak juga ada yang kurang akibat adanya pengungsi `bodong` itu," kata Irna saat memimpin Rapat Koordinasi di Posko Terpadu Penanggulangan Bencana Tsunami,Labuan, Pandeglang, Jumat.
Pemerintah daerah hingga kini bekerja keras menghimpun bantuan logistik dari berbagai daerah juga menyalurkan kepada korban pengungsi bencana tsunami.
Penghimpunan bantuan logistik itu disebar di pos-pos kecamatan maupun posko utama di Labuan.
Namun, pihaknya prihatin mendengar informasi banyak pengungsi bodong yang menerima bantuan logistik dari donatur.
"Kami berharap pelaku pengungsi bodong itu bisa diamankan kepolisian," katanya menegaskan.
Menurut dia, penyaluran bantuan logistik juga ada dari donatur yang langsung ke masyarakat, karena mereka tidak mengetahuinya.
Masyarakat yang menerima bantuan itu bukan korban bencana tsunami.
Ia juga meminta donatur yang akan membantu logistik untuk korban tsunami, sebaiknya disalurkan ke pos-pos resmi di kecamatan.
Pihaknya mengapresiasi penyaluran bantuan logistik dari berbagai daerah begitu tinggi untuk meringankan beban warga yang terdampak bencana alam.
"Kami membudayakan rasa malu agar masyarakat tidak menghimpun bantuan di jalan raya yang mengganggu lalu lintas," katanya menjelaskan.
Kapolres Pandeglang AKBP Indra Lutrianto Amstono mengatakan pihaknya segera menyelidiki pengungsi bodong yang menerima bantuan juga menertibkan posko relawan bantuan logistik.
Penyelidikan pengungsi bodong dan penertiban agar penyaluran logistik tepat sasaran.
Saat ini, posko relawan di Kecamatan Labuan untuk korban tsunami cukup bertebaran dan belum dilakukan pendataan.
"Kami khawatir posko sukarelawan itu menerima bantuan logistik,tetapi tidak disalurkannya," katanya.
Baca juga: Pengungsi tsunami di kantor gubernur mulai berkurang
Baca juga: Desa ini bakal jadi lokasi hunian tetap korban tsunami
Baca juga: LKBN Antara salurkan bantuan tsunami Selat Sunda
"Penyaluran logistik itu tidak merata juga ada yang menerima banyak juga ada yang kurang akibat adanya pengungsi `bodong` itu," kata Irna saat memimpin Rapat Koordinasi di Posko Terpadu Penanggulangan Bencana Tsunami,Labuan, Pandeglang, Jumat.
Pemerintah daerah hingga kini bekerja keras menghimpun bantuan logistik dari berbagai daerah juga menyalurkan kepada korban pengungsi bencana tsunami.
Penghimpunan bantuan logistik itu disebar di pos-pos kecamatan maupun posko utama di Labuan.
Namun, pihaknya prihatin mendengar informasi banyak pengungsi bodong yang menerima bantuan logistik dari donatur.
"Kami berharap pelaku pengungsi bodong itu bisa diamankan kepolisian," katanya menegaskan.
Menurut dia, penyaluran bantuan logistik juga ada dari donatur yang langsung ke masyarakat, karena mereka tidak mengetahuinya.
Masyarakat yang menerima bantuan itu bukan korban bencana tsunami.
Ia juga meminta donatur yang akan membantu logistik untuk korban tsunami, sebaiknya disalurkan ke pos-pos resmi di kecamatan.
Pihaknya mengapresiasi penyaluran bantuan logistik dari berbagai daerah begitu tinggi untuk meringankan beban warga yang terdampak bencana alam.
"Kami membudayakan rasa malu agar masyarakat tidak menghimpun bantuan di jalan raya yang mengganggu lalu lintas," katanya menjelaskan.
Kapolres Pandeglang AKBP Indra Lutrianto Amstono mengatakan pihaknya segera menyelidiki pengungsi bodong yang menerima bantuan juga menertibkan posko relawan bantuan logistik.
Penyelidikan pengungsi bodong dan penertiban agar penyaluran logistik tepat sasaran.
Saat ini, posko relawan di Kecamatan Labuan untuk korban tsunami cukup bertebaran dan belum dilakukan pendataan.
"Kami khawatir posko sukarelawan itu menerima bantuan logistik,tetapi tidak disalurkannya," katanya.
Baca juga: Pengungsi tsunami di kantor gubernur mulai berkurang
Baca juga: Desa ini bakal jadi lokasi hunian tetap korban tsunami
Baca juga: LKBN Antara salurkan bantuan tsunami Selat Sunda
Pewarta: Mansyur
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: