Banda Aceh (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banda Aceh menyatakan rambu kebencanaan di ibu kota Provinsi Aceh tersebut banyak yang rusak dan hilang.

"Hasil pantauan kami, banyak rambu kebencanaan rusak dan hilang diambil orang tidak dikenal. Ini tentu memprihatinkan kami," kata Kepala BPBD Kota Banda Aceh Fadhil di Banda Aceh, Jumat.

Fadhil menyebutkan rambu-rambu kebencanaan tersebut seperti rambu jalur evakuasi, rambu tanda tsunami, dan lainnya. Rambu-rambu kebencanaan tersebut jumlahnya mencapai ratusan buah.

Menurut dia, rambu-rambu tersebut dipasang dengan anggaran dari pemerintah kota, pemerintah provinsi, maupun pemerintah pusat. Rambu tersebut sebagai panduan ketika terjadi bencana.

"Mereka yang merusak maupun mengambil rambu-rambu tersebut menunjukkan dia sosok yang tidak peduli terhadap mitigasi bencana," kata Fadhil.

Masyarakat, kata Fadhil, harus mengerti bahwa Banda Aceh merupakan wilayah rawan bencana. Puluhan gampong atau desa di lima kecamatan termasuk wilayah risiko tinggi rawan bencana.

Rambu-rambu yang dipasang tersebut, kata dia, dipasang untuk membantu masyarakat menyelamatkan diri ketika terjadi bencana, terutama tsunami.

Oleh karena itu, lanjut Fadhil, BPBD Kota Banda Aceh mengimbau dan mengajak masyarakat menjaga rambu-rambu kebencanaan tersebut karena keberadaannya penting bagi masyarakat?

"Ini tantangan bagaimana membangun masyarakat tangguh bencana. Karena itu, kami mengajak masyarakat menjaga apa yang sudah dipasang sebagai pedoman evakuasi ketika terjadi bencana," demikian Fadhil.

Baca juga: Presiden minta BMKG lengkapi alat deteksi dini tsunami
Baca juga: UI tambah alat peringatan dini gempa bumi