Pesawat nirawak Alap-Alap PA-06D raih serfikat kelaikan produk militer
3 Januari 2019 11:54 WIB
Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan Laksda TNI Agus Setiadji (kanan) dan Deputi Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa BPPT Wahyu Widodo Pandoe saat menyampaikan penjelasan kepada awak media usai Serah Terima Sertifikat Tipe dan Sertifikat Kelaikudaraan Militer PUNA Alap-alap PA-06D, di Kantor BPPT, Jakarta, Kamis (3/1/2019). (ANTARA News/ Anita Permata Dewi)
Jakarta (ANTARA News) - Pesawat Udara Nir-Awak (PUNA) tipe Alap-alap PA-06D rancangan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mendapat sertifikat kelayakan sebagai produk militer dari Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan.
"BPPT mengajukan PUNA Alap-Alap dengan misi pemetaan udara yang memiliki kemampuan pemetaan seluas 1700HA per jam," kata Deputi Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa BPPT Wahyu Widodo Pandoe dalam acara Serah Terima Sertifikat Tipe dan Sertifikat Kelaikudaraan Militer di Kantor BPPT Jakarta, Kamis.
Ia menjelaskan proses sertifikasi pesawat nirawak yang bisa memetakan wilayah dengan luas lebih dari 8.500HA pada ketinggian 1.500 kaki itu memerlukan waktu tiga bulan sejak pendaftaran hingga lulus sertifikasi pada Desember 2018.
"Setelah mendapatkan TC (Type Certificate), PUNA Alap-Alap PA-06D harusnya bisa langsung (diproduksi) massal dan dimanfaatkan oleh TNI," katanya.
Ia menjelaskan pesawat udara tanpa awak dengan bentang sayap 3,2 meter dan berat maksimum saat lepas landas 31 kilogram tersebut mampu terbang di ketinggian 12 ribu kaki dengan kecepatan 55 hingga 65 knot.
"Untuk altitude atau ketinggian terbangnya, Alap-Alap ini mampu mencapai 12.000 kaki dengan jangkauan datalink 100 km (LOS). Untuk kecepatan saat cruise 55 - 65 knot dan untuk take off landing memerlukan landasan pacu sepanjang 150-200 meter," katanya tentang pesawat dengan ketahanan terbang lima jam itu.
Baca juga:
BPPT luncurkan Pusat Operasi Keamanan hadapi Revolusi Industri 4.0
Pesawat hingga kosmetik ada di pameran BPPT
"BPPT mengajukan PUNA Alap-Alap dengan misi pemetaan udara yang memiliki kemampuan pemetaan seluas 1700HA per jam," kata Deputi Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa BPPT Wahyu Widodo Pandoe dalam acara Serah Terima Sertifikat Tipe dan Sertifikat Kelaikudaraan Militer di Kantor BPPT Jakarta, Kamis.
Ia menjelaskan proses sertifikasi pesawat nirawak yang bisa memetakan wilayah dengan luas lebih dari 8.500HA pada ketinggian 1.500 kaki itu memerlukan waktu tiga bulan sejak pendaftaran hingga lulus sertifikasi pada Desember 2018.
"Setelah mendapatkan TC (Type Certificate), PUNA Alap-Alap PA-06D harusnya bisa langsung (diproduksi) massal dan dimanfaatkan oleh TNI," katanya.
Ia menjelaskan pesawat udara tanpa awak dengan bentang sayap 3,2 meter dan berat maksimum saat lepas landas 31 kilogram tersebut mampu terbang di ketinggian 12 ribu kaki dengan kecepatan 55 hingga 65 knot.
"Untuk altitude atau ketinggian terbangnya, Alap-Alap ini mampu mencapai 12.000 kaki dengan jangkauan datalink 100 km (LOS). Untuk kecepatan saat cruise 55 - 65 knot dan untuk take off landing memerlukan landasan pacu sepanjang 150-200 meter," katanya tentang pesawat dengan ketahanan terbang lima jam itu.
Baca juga:
BPPT luncurkan Pusat Operasi Keamanan hadapi Revolusi Industri 4.0
Pesawat hingga kosmetik ada di pameran BPPT
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019
Tags: