Polda mengerahkan anjing pelacak untuk mencari korban longsor
2 Januari 2019 22:21 WIB
Petugas gabungan mengevakuasi motor yang tertimbun longsor di kampung Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (2/1/2019). Pada hari ketiga pencarian, petugas SAR gabungan berhasil menemukan tiga jenazah korban longsor. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/aww.â¨
Sukabumi (ANTARA News) - Kepolisian Daerah Jawa Barat mengerahkan dua ekor anjing pelacak untuk mempermudah pencarian korban bencana alam di Kampung Garehong, Dusun Cimapag, Kabupaten Sukabumi, yang diduga masih tertimbun longsoran tanah.
"Kami sudah menyediakan dua anjing pelacak dalam evakuasi ini untuk ikut membantu tim SAR gabungan yang masih berjuang mencari kobran belum ditemukan," kata Kapolda Jabar Irjen Polisi Agung Budi Maryoto saat meninjau lokasi longsor di Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Rabu.
Menurut dia, hujan deras yang kerap turun di lokasi bencana sangat menyulitkan tim evakuasi yang berasal dari TNI, Polri, Basarnas, Sarda, BPBD dan relawan. Diduga masih ada puluhan korban yang belum ditemukan diduga tertimbun tanah dan lumpur.
Karena itu, diharapkan dengan adanya anjing pelacak tersebut bisa mempermudah menemukan korban yang tertimbun longsor sehingga titik pencarian bisa lebih fokus. Selain itu dengan tambahan alat berat proses evakuasi akan lebih cepat lagi.
Di sisi lain, setiap jenazah yang ditemukan dibawa terlebih dahulu ke Posko?Disaster Victim Identification (dvi) untuk dilakukan identifikasi dan pencocokan. Setelah itu akan dipanggil pihak keluarganya jika cocok maka akan langsung diserahkan.
"Kami pun sudah menugaskan puluhan anggota polisi yang bertugas di lingkungan Polda Jabar untuk membantu proses pencarian dan evakuasi ini, hingga masa tanggap darurat bencana selesai," katanya.
Agung mengatakan tanah longsor yang telah menjadi lumpur akibat guyuran hujan menjadi kendala dalam pencarian yang dilakukan anjing pelacak. Tetapi anjing pelacak yang dikerahkan itu sudah terlatih dan daya endusnya kuat sehingga bisa mengetahui keberadaan jasad korban, meskipun berada dalam timbunan lumpur atau tanah.
Baca juga: BNPB: daerah longsor Sukabumi seharusnya untuk konservasi
Baca juga: BNPB sebut bencana terbanyak Sukabumi tanah longsor
Baca juga: BNPB fokus cari korban hilang akibat longsor di Sukabumi
"Kami sudah menyediakan dua anjing pelacak dalam evakuasi ini untuk ikut membantu tim SAR gabungan yang masih berjuang mencari kobran belum ditemukan," kata Kapolda Jabar Irjen Polisi Agung Budi Maryoto saat meninjau lokasi longsor di Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Rabu.
Menurut dia, hujan deras yang kerap turun di lokasi bencana sangat menyulitkan tim evakuasi yang berasal dari TNI, Polri, Basarnas, Sarda, BPBD dan relawan. Diduga masih ada puluhan korban yang belum ditemukan diduga tertimbun tanah dan lumpur.
Karena itu, diharapkan dengan adanya anjing pelacak tersebut bisa mempermudah menemukan korban yang tertimbun longsor sehingga titik pencarian bisa lebih fokus. Selain itu dengan tambahan alat berat proses evakuasi akan lebih cepat lagi.
Di sisi lain, setiap jenazah yang ditemukan dibawa terlebih dahulu ke Posko?Disaster Victim Identification (dvi) untuk dilakukan identifikasi dan pencocokan. Setelah itu akan dipanggil pihak keluarganya jika cocok maka akan langsung diserahkan.
"Kami pun sudah menugaskan puluhan anggota polisi yang bertugas di lingkungan Polda Jabar untuk membantu proses pencarian dan evakuasi ini, hingga masa tanggap darurat bencana selesai," katanya.
Agung mengatakan tanah longsor yang telah menjadi lumpur akibat guyuran hujan menjadi kendala dalam pencarian yang dilakukan anjing pelacak. Tetapi anjing pelacak yang dikerahkan itu sudah terlatih dan daya endusnya kuat sehingga bisa mengetahui keberadaan jasad korban, meskipun berada dalam timbunan lumpur atau tanah.
Baca juga: BNPB: daerah longsor Sukabumi seharusnya untuk konservasi
Baca juga: BNPB sebut bencana terbanyak Sukabumi tanah longsor
Baca juga: BNPB fokus cari korban hilang akibat longsor di Sukabumi
Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019
Tags: