20 seniman Banyuwangi akan tampil di Riyadh
2 Januari 2019 10:42 WIB
Ilustrasi. Sejumlah anak berlatih musik gamelan di Sanggar Seni Sayu Sarina, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (2/2/2017). Latihan tersebut terkait strategi pementasan beragam kesenian khas daerah Banyuwangi yang ditawarkan sebagai atraksi budaya untuk menarik kunjungan wisatawan. (ANTARA FOTO/Budi Candra Setya)
Banyuwangi (ANTARA News) - Sebanyak 20 seniman muda Banyuwangi bakal tampil di Festival Janadriyah di Riyadh, Arab Saudi, yang merupakan festival terbesar di kawasan Timur Tengah.
Bupati Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Rabu mengatakan penampilan para seniman Banyuwangi itu atas undangan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Kerajaan Arab Saudi.
"Kepercayaan ini mahal. Kesempatan tidak datang dua kali. Maka, kemarin saat melepas anak-anak muda Banyuwangi itu, saya bepesan agar kesempatan ini digunakan dengan sebaik-baiknya untuk mempromosikan Banyuwangi," ujar Anas dalam keterangan tertulis yang diterima Antara, Rabu.
Festival Janadriyah adalah festival seni budaya tahunan terbesar di Arab Saudi yang setiap tahunnya dikunjungi sekitar 12 juta pengunjung yang berasal dari dalam dan luar Arab Saudi. Pada tahun ini, Festival Janadriyah dibuka langsung oleh Pemimpin Kerajaan Arab Saudi Raja Salman Bin Abdulaziz Al Saud.
"Terima kasih kepada pemerintah pusat, terutama Kemenlu dan Kementerian Pariwisata (Kemenpar), yang terus memfasilitasi promosi Banyuwangi ke mancanegara," ujar Anas.
Anas mengaku sangat antusias dengan festival ini, karena Banyuwangi mendukung pengembangan pariwisata halal yang salah satunya menyasar wisatawan asal Timur Tengah. Wisata Banyuwangi, kata Anas, sangat potensial bagi pasar turis Timur Tengah. Berdasarkan data dari Kementrian Pariwisata, pada 2017 sebanyak 222.297 wisman Timur Tengah masuk ke Indonesia.
"Belanja turis Eropa kalah dari turis Timur Tengah. Berdasarkan riset Kemenpar, turis dari kawasan Teluk ini rata-rata mengeluarkan uang mencapai US$1.918 (sekitar Rp28 juta) per wisatawan per kunjungan," ujar Anas.
Anas berharap, kontingen asal Banyuwangi dapat menyuguhkan penampilan terbaik di Arab Saudi. "Ini tidak cuma berdampak pada pariwisata, tetapi juga membawa dampak psikologis. Ini bukti kebudayaan diapresiasi di Arab Saudi," kata dia.
Rombongan kesenian asal Banyuwangi berjumlah sekitar 20 orang. Mereka terdiri atas sepuluh penari yang masih berusia sekolah dasar (SD) serta para penabuh musik. Di festival tersebut, mereka akan membawakan kesenian hadrah dan kuntulan.
Salah satu anggota rombongan, Erlinda Fibriani (11 tahun) mengaku sangat bangga terpilih mewakili Banyuwangi tampil di Festival Janadriyah di Arab Saudi.
"Sangat bangga. Senang sekali. Sulit diungkapkan dengan kata-kata. Pengalaman ini tidak akan saya lupakan seumur hidup, dan menjadi penyemangat untuk terus belajar dan berkesenian," kata pelajar kelas 6 SDN 1 Bukuk, Kecamatan Rogojampi tersebut.
Baca juga: Asesor Geopark UNESCO tinjau kesiapan Banyuwangi
Baca juga: Seniman dan artis yang berpulang pada 2018
Baca juga: Lukisan seniman kelas dunia dipajang di Terminal 3 Soekarno-Hatta
Baca juga: Patung Habibie 7 meter akan dipajang di Bandara Djalaluddin
Bupati Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Rabu mengatakan penampilan para seniman Banyuwangi itu atas undangan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Kerajaan Arab Saudi.
"Kepercayaan ini mahal. Kesempatan tidak datang dua kali. Maka, kemarin saat melepas anak-anak muda Banyuwangi itu, saya bepesan agar kesempatan ini digunakan dengan sebaik-baiknya untuk mempromosikan Banyuwangi," ujar Anas dalam keterangan tertulis yang diterima Antara, Rabu.
Festival Janadriyah adalah festival seni budaya tahunan terbesar di Arab Saudi yang setiap tahunnya dikunjungi sekitar 12 juta pengunjung yang berasal dari dalam dan luar Arab Saudi. Pada tahun ini, Festival Janadriyah dibuka langsung oleh Pemimpin Kerajaan Arab Saudi Raja Salman Bin Abdulaziz Al Saud.
"Terima kasih kepada pemerintah pusat, terutama Kemenlu dan Kementerian Pariwisata (Kemenpar), yang terus memfasilitasi promosi Banyuwangi ke mancanegara," ujar Anas.
Anas mengaku sangat antusias dengan festival ini, karena Banyuwangi mendukung pengembangan pariwisata halal yang salah satunya menyasar wisatawan asal Timur Tengah. Wisata Banyuwangi, kata Anas, sangat potensial bagi pasar turis Timur Tengah. Berdasarkan data dari Kementrian Pariwisata, pada 2017 sebanyak 222.297 wisman Timur Tengah masuk ke Indonesia.
"Belanja turis Eropa kalah dari turis Timur Tengah. Berdasarkan riset Kemenpar, turis dari kawasan Teluk ini rata-rata mengeluarkan uang mencapai US$1.918 (sekitar Rp28 juta) per wisatawan per kunjungan," ujar Anas.
Anas berharap, kontingen asal Banyuwangi dapat menyuguhkan penampilan terbaik di Arab Saudi. "Ini tidak cuma berdampak pada pariwisata, tetapi juga membawa dampak psikologis. Ini bukti kebudayaan diapresiasi di Arab Saudi," kata dia.
Rombongan kesenian asal Banyuwangi berjumlah sekitar 20 orang. Mereka terdiri atas sepuluh penari yang masih berusia sekolah dasar (SD) serta para penabuh musik. Di festival tersebut, mereka akan membawakan kesenian hadrah dan kuntulan.
Salah satu anggota rombongan, Erlinda Fibriani (11 tahun) mengaku sangat bangga terpilih mewakili Banyuwangi tampil di Festival Janadriyah di Arab Saudi.
"Sangat bangga. Senang sekali. Sulit diungkapkan dengan kata-kata. Pengalaman ini tidak akan saya lupakan seumur hidup, dan menjadi penyemangat untuk terus belajar dan berkesenian," kata pelajar kelas 6 SDN 1 Bukuk, Kecamatan Rogojampi tersebut.
Baca juga: Asesor Geopark UNESCO tinjau kesiapan Banyuwangi
Baca juga: Seniman dan artis yang berpulang pada 2018
Baca juga: Lukisan seniman kelas dunia dipajang di Terminal 3 Soekarno-Hatta
Baca juga: Patung Habibie 7 meter akan dipajang di Bandara Djalaluddin
Pewarta: Masuki M Astro
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2019
Tags: