Bandara Buleleng bakal dikelola Angkasa Pura I
2 Januari 2019 08:12 WIB
Illustrasi: Foto udara sisi barat kawasan reklamasi Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Bali, Jumat (23/11/2018). Reklamasi tersebut dilakukan pihak PT Angkasa Pura I (Persero) untuk peningkatan kapasitas bandara tersebut. (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)
Kuta (ANTARA News) - Bandara Buleleng di Bali Utara yang rencananya akan dibangun pada 2020 bakal dikelola PT Angkasa Pura I.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mendorong PT Angkasa Pura I melakukan hal itu guna mendorong pemerataan pembangunan Bali Utara dan Selatan.
"Jadi lakukan dengan cermat. Kalau Bandara di Bali Utara bisa dilakukan maka pasti kinerja keuangan bertambah baik, pasti semangat juga lebih baik karena tantangan luar biasa untuk membangun banyak bandara," katanya ketika menyambut tahun baru 2019 di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, Selasa.
Menyikapi tawaran itu, Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi mengaku siap mengelola bandara baru tersebut yang diharapkan memberikan pemerataan pembangunan Bali Utara dan Selatan.
"Kami akan segera melakukan koordinasi dengan seluruh stakeholder terkait. Jadi mungkin dalam waktu satu hingga dua minggu saya coba mendalami lebih lanjut," katanya ketika mendampingi Menhub ditemui di lokasi yang sama.
Saat ini, pihaknya masih mengumpulkan data dan informasi terkait rencana pembangunan bandara di Bali Utara itu yang akan dikomunikasikan dengan pemerintah daerah di Bali.
Data dan informasi itu meliputi gambaran detail rencana bandara, lahan, dan status lahan termasuk akses jalan menuju Bali Utara.
"Studi Bank Dunia mensyaratkan kalau mau pengembangan (bandara) Bali Utara idealnya harus terkoneksi dengan (bandara) Ngurah Rai," ucapnya.
Faik menilai bandara di Bali Utara memiliki prospek yang baik mengingat daerah itu memiliki potensi berkembang, termasuk untuk mengakomodasi kedatangan wisatawan yang tumbuh signifikan.
Apabila dikelola dalam satu manajemen yakni Angkasa Pura (AP) I, ia optimistis pengelolaan Bandara Buleleng itu bisa dijalankan lebih baik dan terkoneksi. "Yang penting akan ideal kalau itu dikelola oleh pengelola bandara yang sama, jadi kami bisa atur slotnya nanti," ucapnya.
Sebelumnya Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi didampingi Dirjen Perhubungan Udara dan Gubernur Bali Wayan Koster serta jajaran Pemkab Buleleng meninjau lokasi rencana pembangunan bandara Bali Utara, Minggu (30/12/2018).
Dirjen Perhubungan Udara Polana Banguningsih Pramesti menjelaskan bandara Bali Utara itu rencananya akan dibangun di Kubutambahan seluas sekitar 400 hektare.
Baca juga: Bandara Bali utara sebaiknya di laut karena dampak sosialnya lebih kecil
Baca juga: Bandara Buleleng Utara dapat sambutan kalangan DPRD
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mendorong PT Angkasa Pura I melakukan hal itu guna mendorong pemerataan pembangunan Bali Utara dan Selatan.
"Jadi lakukan dengan cermat. Kalau Bandara di Bali Utara bisa dilakukan maka pasti kinerja keuangan bertambah baik, pasti semangat juga lebih baik karena tantangan luar biasa untuk membangun banyak bandara," katanya ketika menyambut tahun baru 2019 di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, Selasa.
Menyikapi tawaran itu, Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi mengaku siap mengelola bandara baru tersebut yang diharapkan memberikan pemerataan pembangunan Bali Utara dan Selatan.
"Kami akan segera melakukan koordinasi dengan seluruh stakeholder terkait. Jadi mungkin dalam waktu satu hingga dua minggu saya coba mendalami lebih lanjut," katanya ketika mendampingi Menhub ditemui di lokasi yang sama.
Saat ini, pihaknya masih mengumpulkan data dan informasi terkait rencana pembangunan bandara di Bali Utara itu yang akan dikomunikasikan dengan pemerintah daerah di Bali.
Data dan informasi itu meliputi gambaran detail rencana bandara, lahan, dan status lahan termasuk akses jalan menuju Bali Utara.
"Studi Bank Dunia mensyaratkan kalau mau pengembangan (bandara) Bali Utara idealnya harus terkoneksi dengan (bandara) Ngurah Rai," ucapnya.
Faik menilai bandara di Bali Utara memiliki prospek yang baik mengingat daerah itu memiliki potensi berkembang, termasuk untuk mengakomodasi kedatangan wisatawan yang tumbuh signifikan.
Apabila dikelola dalam satu manajemen yakni Angkasa Pura (AP) I, ia optimistis pengelolaan Bandara Buleleng itu bisa dijalankan lebih baik dan terkoneksi. "Yang penting akan ideal kalau itu dikelola oleh pengelola bandara yang sama, jadi kami bisa atur slotnya nanti," ucapnya.
Sebelumnya Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi didampingi Dirjen Perhubungan Udara dan Gubernur Bali Wayan Koster serta jajaran Pemkab Buleleng meninjau lokasi rencana pembangunan bandara Bali Utara, Minggu (30/12/2018).
Dirjen Perhubungan Udara Polana Banguningsih Pramesti menjelaskan bandara Bali Utara itu rencananya akan dibangun di Kubutambahan seluas sekitar 400 hektare.
Baca juga: Bandara Bali utara sebaiknya di laut karena dampak sosialnya lebih kecil
Baca juga: Bandara Buleleng Utara dapat sambutan kalangan DPRD
Pewarta: Dewa Wiguna dan Naufal Fikri Yusuf
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019
Tags: