Pesisir Selatan (ANTARA News) - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarno Puteri, menyatakan rasa kecewanya karena gagal mengunjungi korban gempa di Pulau Mentawai, akibat adanya larangan menggunakan helikopter milik TNI Angkatan Udara (AU). "Tentu saya kecewa," kata Presiden RI periode 2001-2004 itu, usai melakukan kunjungan di Desa Sikabu, Kecamatan Lengayang, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar), Minggu. Sebelumnya, Wakil Sekjen PDIP, Agnita Singedikane, di Padang, Minggu, mengatakan bahwa larangan tersebut dikeluarkan Markas Besar (Mabes) TNI yang disampaikan Danrem 032 Wirabraja, Kolonel Bambang Subagyo, dan Danlanud Tabing Padang Letkol Pnb. Sugiharto, kepada Megawati saat tiba di Bandara Udara Minang Kabau Padang, Minggu siang. Megawati dijadwalkan mengunjungi daerah Pagai Utara Selatan, Kepulauan Mentawai menggunakan helikopter milik Angkatan Udara yang biasa dipakai Bakornas Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (PBP), dan telah mendapat izin dari Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah. Selain menggunakan helikopter Angkatan Udara, kata Agnita, sesampainya di Padang, pihaknya berniat meminjam satu helikopter tambahan dari Pangdam Bukit Barisan untuk digunakan menuju Lunang Silaut, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Saat memberikan bantuan di daerah Pesisir Selatan, Megawati menilai, penanganan bencana oleh Pemerintah masih bersifat reaktif dan tanpa perencanaan yang baik. "Sifat reaktif itu harus diubah. Indonesia itu negara yang rawan gempa. Kepada seluruh bangsa harus diberi pengertian bahwa Indonesia merupakan daerah yang mudah kena bencana," kata Megawati. Dalam kunjungan ke daerah yang terkena gempa itu, Megawati memberikan bantuan secara simbolis, antara lain susu bubuk, dan mainan anak-anak. Megawati mengatakan, Pemerintah perlu melakukan sosialisasi yang baik mengenai antisipasi bencana dan proses penyelamatan, termasuk membangun kesadaran warga untuk meminimalisasi kerusakan dan korban akibat bencana alam. "Sosialisasi jelas sangat kurang. Masyarakat juga harus aktif bertanya kepada aparat pemerintah daerah," katanya di hadapan ratusan warga desa Cikabu yang berkumpul di tenda pengungsian. Megawati dalam kesempatan itu mengimbau warga, agar tidak membangun rumah dari semen dan menggantinya dari kayu untuk mengurangi jumlah korban dan kerusakan. Sementara itu, Bupati Pesisir Selatan, Nasrul Abit, mengatakan bahwa akibat gempa pada 12 September itu, 3.503 rumah di kawasan tersebut rusak berat, 4.600 rusak sedang dan 5.000 rusak ringan, sementara dana yang diperoleh dari provinsi untuk menangani bencana mencapai Rp350 juta dan sumbangan dari perseorangan mencapai Rp120 juta. (*)