Malam pergantian tahun di Lhokseumawe tanpa kembang api
1 Januari 2019 02:38 WIB
Warga melintas di depan spanduk larangan meniup Terompet di pusat Kota Lhokseumawe, Aceh, Senin (31/12/2018). (ANTARA FOTO/Rahmad)
Lhokseumawe, Aceh (ANTARA News)- Malam pergantian tahun di Lhokseumawe, Aceh, tanpa ada suara terompet dan kembang api, malah di beberapa tempat di isi dengan zikir dan tausiah agama.
Di pusat Lhokseumawe pada pukul 00.00 WIB saat menuju pergantian tahun 2018 ke 2019, suasananya seperti malam biasa dan tidak ada aktivitas menyalakan petasan, kembang api dan suara terompet.
Suasana tersebut berbeda jauh dengan tahun-tahun sebelumnya, di mana tepat saat detik-detik pergantian tahun terdengar suara petasan dan kembang api yang pecah di udara.
Akan tetapi, pada malam pergantian 2018 ke 2019 suasananya tanpa riuh suara terompet di jalan-jalan dan suara petasan.
Terpantau di beberapa tempat dilakukan kegiatan zikir akbar dan tausiah (nasihat) agama.
Seperti di area Terminal Labi-labi Lhokseumawe yang diselenggaraan oleh Front Pembela Islam (FPI) dan di rumah wali kota Lhokseumawe digelar tausiah.
Sementara itu, petugas gabungan polisi, tentara, Satpol PP dan Wilayatul Hisbah patroli di pusat kota dan sejumlah tempat wisata.
Di area terminal angkutan kota Keude Aceh, sejumlah personel polisi, anggota Satpol PP dan Wilayatul Hisbah Kota Lhokseumawe, melakukan patroli di beberapa tempat yang selama ini ramai dikunjungi pada malam hari, seperti Terminal Labi-labi, Waduk Pusong dan Ujong Blang.
Kepala Bagian Operasi Polres Lhokseumawe, Komisaris Polisi Ahzan, mengatakan, patroli malam ini bertujuan untuk memastikan masyarakat tidak ada yang berkumpul merayakan malam tahun baru.
"Tidak ada masyarakat merayakan tahun baru yang hura-hura, bermain petasan dan konvoi, karena sudah diimbau sebelumnya oleh Pemerintah Kota Lhokseumawe," kata Kompol Ahzan.
Sementara itu, Kasatpol PP dan Wilayatul Hisbah Kota Lhokseumawe, M Irsyadi, menambahkan, tidak adanya suara petasan dan terompet pada malam pergantian tahun baru membuktikan bahwa masyarakat patuh terhadap imbauan pemerintah Kota Lhokseumawe sebagaimana direkomendasikan oleh Majelis Permusyarawatan Ulama Lhokseumawe.
Wakil Ketua Majelis Permusyarawatan Ulama Lhokseumawe, Tgk H Zulkifli Ibrahim, sebelumnya meminta umat Islam khususnya di wilayah Lhokseumawe tidak merayakan malam pergantian tahun baru masehi.
Di pusat Lhokseumawe pada pukul 00.00 WIB saat menuju pergantian tahun 2018 ke 2019, suasananya seperti malam biasa dan tidak ada aktivitas menyalakan petasan, kembang api dan suara terompet.
Suasana tersebut berbeda jauh dengan tahun-tahun sebelumnya, di mana tepat saat detik-detik pergantian tahun terdengar suara petasan dan kembang api yang pecah di udara.
Akan tetapi, pada malam pergantian 2018 ke 2019 suasananya tanpa riuh suara terompet di jalan-jalan dan suara petasan.
Terpantau di beberapa tempat dilakukan kegiatan zikir akbar dan tausiah (nasihat) agama.
Seperti di area Terminal Labi-labi Lhokseumawe yang diselenggaraan oleh Front Pembela Islam (FPI) dan di rumah wali kota Lhokseumawe digelar tausiah.
Sementara itu, petugas gabungan polisi, tentara, Satpol PP dan Wilayatul Hisbah patroli di pusat kota dan sejumlah tempat wisata.
Di area terminal angkutan kota Keude Aceh, sejumlah personel polisi, anggota Satpol PP dan Wilayatul Hisbah Kota Lhokseumawe, melakukan patroli di beberapa tempat yang selama ini ramai dikunjungi pada malam hari, seperti Terminal Labi-labi, Waduk Pusong dan Ujong Blang.
Kepala Bagian Operasi Polres Lhokseumawe, Komisaris Polisi Ahzan, mengatakan, patroli malam ini bertujuan untuk memastikan masyarakat tidak ada yang berkumpul merayakan malam tahun baru.
"Tidak ada masyarakat merayakan tahun baru yang hura-hura, bermain petasan dan konvoi, karena sudah diimbau sebelumnya oleh Pemerintah Kota Lhokseumawe," kata Kompol Ahzan.
Sementara itu, Kasatpol PP dan Wilayatul Hisbah Kota Lhokseumawe, M Irsyadi, menambahkan, tidak adanya suara petasan dan terompet pada malam pergantian tahun baru membuktikan bahwa masyarakat patuh terhadap imbauan pemerintah Kota Lhokseumawe sebagaimana direkomendasikan oleh Majelis Permusyarawatan Ulama Lhokseumawe.
Wakil Ketua Majelis Permusyarawatan Ulama Lhokseumawe, Tgk H Zulkifli Ibrahim, sebelumnya meminta umat Islam khususnya di wilayah Lhokseumawe tidak merayakan malam pergantian tahun baru masehi.
Pewarta: Mukhlis
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019
Tags: