Maroko tangkap warga Swiss terkait pembunuhan warga Skandinavia
Seorang penjual air minum berjalan di Lapangan Jemma el-Fnaa, Marrakesh, Maroko, Jumat (22/6). Bom yang meledak di sebuah kafe tahun lalu telah menggoncang mata pencaharian pawang ular dan pedagang asongan yang berusaha memikat wisawtawan di lapangan Jamaa el-Fnaa, namun krisis hutang zona euro dikhawatirkan akan mengakibatkan kerugian bisnis yang jauh lebih lama. Wisatawan Eropa barat biasanya mencapai 70 persen dari jumlah total wisatawan yang berkunjung ke Maroko setiap tahunnya, dan jumlah pengunjung total turun 10 persen pada kuartir pertama 2012 dibanding tahun sebelumnya. (REUTERS/Abderrahmane Mokhtari)
Louisa Vesterager Jespersen, 24 tahun, dari Denmark, dan Maren Ueland, 28 tahun, dari Norwegia, ditemukan tewas pada 17 Desember dekat Desa Imlil di Pegunungan Atlas.
Pria yang ditangkap itu juga diduga terlibat dalam aksi merekrut orang-orang Maroko dan Sub-Sahara untuk melancarkan persekongkolan teroris di Maroko terhadap sasaran-sasaran asing dan pasukan keamanan dengan tujuan menguasai senjata-senjata mereka", kata Biro Pusat Penyelidikan Yudisial (BCIJ), demikian Reuters melaporkan.
Lembaga itu juga menahan warga negara Spanyol yang memiliki izin tinggal di Maroko. Sembilan belas pria lainnya telah ditangkap terkait dengan perkara itu, termasuk empat tersangka utama yang telah berjanji setia kepada IS dalam satu video yang dibuat tiga hari sebelum jasad dua wisatawan tersebut ditemukan.
Baca juga: Maroko tangkap 19 orang terkait pembunuhan dua wanita Skandinavia
Juru bicara polisi dan intelijen domestik Boubker Sabik pekan ini mengatakan empat orang itu melakukan tindak kejahatan sendiri dan tidak berkoordinasi dengan IS.
Dibandingkan dengan negara-negara lain di Afrika Utara, Maroko sangat jarang menjadi sasaran serangan-serangan kelompok militan. Serangan paling terakhir terjadi April 2011, ketika 17 orang tewas dalam pengeboman satu restoran di Marrakech. Tahun 2017 dan 2018, Maroko menyatakan pihaknya membongkar 20 sel militan yang berencana melancarkan serangan-serangan di negara itu.
Editor: Gusti Nur Cahya Aryani
Pewarta: Antara
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2018