Sungai Konaweha potensial dikembangkan jadi olahraga arung jeram berbasis wisata
31 Desember 2018 07:25 WIB
Seorang warga menembus banjir untuk menjemput keluarganya karena akses jalan terputus di Desa Laloika, Kecamatan Pondidaha, Konawe, Sulawesi Tenggara, Jumat (6/7/2018). Lima desa di Kecamatan Pondidaha terendam banjir dan dua desa diantaranya Desa Laloika dan Desa Hahuawatu yang dihuni sekitar 534 kepala keluarga terisolir tanpa bantuan setelah dua pekan terakhir wilayah itu diterjang banjir akibat meluapnya air dari Sungai Konaweha dan Sungai Lahambuti. (ANTARA FOTO/Jojon)
Kendari, (ANTARA News) - Aliran air di hulu Sungai Konaweha, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara potensial untuk dikembangkan sebagai arena olahraga arung jeram (rafting) berbasis wisata, kata pelaku industri pariwisata daerah itu.
Pelaku industri wisata Eko Wahyudono, di Kendari, Senin, mengatakan aliran air Sungai Konaweha yang masih alami diminati wisatawan arung jeram Eropa.
"Wisatawan Eropa sudah pernah mengamati dan mencoba aliran hulu Sungai Konaweha yang memikat bagi olahraga arung jeram," kata Eko.
Namun, diakuinya bahwa kunjungan wisatawan arung jeram tidak berkelanjutan karena promosi yang tidak masif sehingga membawa persepsi tidak serius mengurus wisata.
Selain itu, sarana pendukung berupa vila, sarana transportasi khusus wisatawan belum tersedia karena belum ditangani pelaku usaha sektor wisata atau investor.
"Para kepala daerah diharapkan konsisten mempromosikan obyek wisata karena di masa mendatang dapat menjadi ladang pendapatan daerah," katanya.
Anggota komunitas wisata di Kendari, Masdar Arif (39) mengatakan potensi wisata di Sultra melimpah, baik di darat maupun di laut, namun dari sisi pemasaran belum dilakukan secara maksimal.
"Warga membuka diri untuk pengembangan wisata karena membuka lapangan kerja dan membuka peluang pendapatan," kata Masdar.
Selain promosi potensi wisata, kata dia, juga ketersediaan hotel dan sarana transportasi harus menjadi perhatian pemerintah daerah.
Baca juga: Sultra kembangkan pariwisata
Baca juga: Korban tenggelam di Sungai Konaweha ditemukan meninggal
Baca juga: Sultra gelar Wisata Teknologi
Pelaku industri wisata Eko Wahyudono, di Kendari, Senin, mengatakan aliran air Sungai Konaweha yang masih alami diminati wisatawan arung jeram Eropa.
"Wisatawan Eropa sudah pernah mengamati dan mencoba aliran hulu Sungai Konaweha yang memikat bagi olahraga arung jeram," kata Eko.
Namun, diakuinya bahwa kunjungan wisatawan arung jeram tidak berkelanjutan karena promosi yang tidak masif sehingga membawa persepsi tidak serius mengurus wisata.
Selain itu, sarana pendukung berupa vila, sarana transportasi khusus wisatawan belum tersedia karena belum ditangani pelaku usaha sektor wisata atau investor.
"Para kepala daerah diharapkan konsisten mempromosikan obyek wisata karena di masa mendatang dapat menjadi ladang pendapatan daerah," katanya.
Anggota komunitas wisata di Kendari, Masdar Arif (39) mengatakan potensi wisata di Sultra melimpah, baik di darat maupun di laut, namun dari sisi pemasaran belum dilakukan secara maksimal.
"Warga membuka diri untuk pengembangan wisata karena membuka lapangan kerja dan membuka peluang pendapatan," kata Masdar.
Selain promosi potensi wisata, kata dia, juga ketersediaan hotel dan sarana transportasi harus menjadi perhatian pemerintah daerah.
Baca juga: Sultra kembangkan pariwisata
Baca juga: Korban tenggelam di Sungai Konaweha ditemukan meninggal
Baca juga: Sultra gelar Wisata Teknologi
Pewarta: Sarjono
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2018
Tags: