Jakarta (ANTARA News) - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) optimistis akan mencapai target produksi dan penjualan untuk tahun 2018, di mana perseroan menargetkan produksi batubara sebesar 25,54 juta ton dan penjualan batubara sebesar 25,88 juta ton dengan komposisi 13,74 juta ton untuk pasar domestik dan 12,15 juta ton untuk ekspor.

"Ke depan, perseroan bertujuan untuk dapat melakukan pengembangan usaha melalui pemanfaatan batubara melalui gasifikasi," papar Sekretaris Perusahaan Bukit Asam Tbk, Suherman dalam keterangan resmi di Jakarta, Minggu.

Hal itu, lanjut dia, telah dimulai dengan penandatangan Head of Agreement mengenai gasifikasi dengan Pertamina, Pupuk Indonesia, serta Chandra Asri Petrochemical di mana batubara akan diubah menjadi urea, DME dan polypropelene.

"Nantinya gasifikasi batubara coal to UDP ini akan dilakukan di Bukit Asam Coal Based Industrial Estate (BACBIE) di Tanjung Enim, Sumatera Selatan," katanya.

Selain itu, ia menambahkan, perseroan juga telah menandatangani MoU dengan Pertamina dan Air Products pada awal November 2018 terkait rencana gasifikasi batubara yang akan dilakukan di Peranap, Riau.

Untuk mendorong peningkatan penjualan batubara, Perseroan melakukan pengembangan pada jalur angkutan batubara dengan kapasitas angkut 60 juta ton per tahun pada 2023 dengan bekerjasama dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero).

Sementara itu dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bukit Asam Tbk memutuskan untuk mengangkat Soenggoel Pardamean Sitorus sebagai Komisaris Independen menggantikan Johan O Silalahi.

Selain itu juga mengangkat Taufik Madjid dan Jhoni Ginting sebagai Komisaris menggantikan Purnomo Sinar Hadi dan Muhammad Said Didu.