PGK ajak elemen bangsa perteguh komitmen kebangsaan
30 Desember 2018 13:55 WIB
Ketua Umum Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK) Bursah Zarnubi dalam acara refleksi akhir tahun DPP PGK bertajuk "Memperteguh Komitmen Kebangsaan di Tahun Politik", di Jakarta, Minggu (30/12). (FOTO ANTARA/Imam Budilaksono)
Jakarta, (ANTARA News) - Ketua Umum Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK) Bursah Zarnubi mengajak seluruh elemen bangsa, khususnya generasi muda memperteguh komitmen kebangsaan, terutama di tahun politik agar tercipta kondisi yang kondusif.
"Pemilu 2019 adalah kontes menuju Indonesia yang lebih baik, bukan memecah belah. Semua elemen bangsa harus memperteguh komitmen kebangsaan," kata Bursah dalam acara refleksi akhir tahun DPP PGK bertajuk "Memperteguh Komitmen Kebangsaan di Tahun Politik", di Jakarta, Minggu.
Dia menilai kampanye pemilu seharusnya menjadi wahana pendidikan politik, adu program berbasis data sebagai pertimbangan masyarakat untuk menentukan pilihan.
Namun faktanya, menurut Bursah, sepanjang tahun politik, masyarakat menyaksikan narasi kampanye yang dipenuhi ujaran kebencian, berita bohong atau "hoax", fitnah, kampanye hitam dan perdebatan minim data.
"Narasi negatif itu tersebar secara massif melalui media sosial," katanya.
Dia menjelaskan masyarakat merasa risau dengan pernyataan beberapa tokoh politik yang mengibaratkan Pilpres 2019 sebagai perang baratayudha, armagedon, atau perang Badar.
Menurut dia, selama ini jargon dan kampanye politik tidak lagi bersifat adu program namun lebih menonjolkan politik identitas dan SARA.
Selain itu dia juga menyoroti pelaksanaan Pilkada serentak 2018, yang secara umum berlangsung aman dan lancar meskipun diwarnai masih adanya politik uang dan penyelenggara Pilkada yang diduga kurang profesional.
"Meskipun di beberapa daerah terjadi gejolak akibat kasus politik uang dan penyelenggara Pilkada yang kurang profesional, secara umum Pilkada serentak 2018 berjalan lancar dan aman," ujarnya.
Bursah juga merasa bangga atas profesionalisme dan soliditas TNI-Polri yang ditunjukkan selama 2018 seperti dalam melakukan pengamanan arus mudik lebaran, menindak para pelaku teror bom di bulan Mei 2018 serta pengamanan di 171 daerah yang melaksanakan pilkada serentak.
"Pemilu 2019 adalah kontes menuju Indonesia yang lebih baik, bukan memecah belah. Semua elemen bangsa harus memperteguh komitmen kebangsaan," kata Bursah dalam acara refleksi akhir tahun DPP PGK bertajuk "Memperteguh Komitmen Kebangsaan di Tahun Politik", di Jakarta, Minggu.
Dia menilai kampanye pemilu seharusnya menjadi wahana pendidikan politik, adu program berbasis data sebagai pertimbangan masyarakat untuk menentukan pilihan.
Namun faktanya, menurut Bursah, sepanjang tahun politik, masyarakat menyaksikan narasi kampanye yang dipenuhi ujaran kebencian, berita bohong atau "hoax", fitnah, kampanye hitam dan perdebatan minim data.
"Narasi negatif itu tersebar secara massif melalui media sosial," katanya.
Dia menjelaskan masyarakat merasa risau dengan pernyataan beberapa tokoh politik yang mengibaratkan Pilpres 2019 sebagai perang baratayudha, armagedon, atau perang Badar.
Menurut dia, selama ini jargon dan kampanye politik tidak lagi bersifat adu program namun lebih menonjolkan politik identitas dan SARA.
Selain itu dia juga menyoroti pelaksanaan Pilkada serentak 2018, yang secara umum berlangsung aman dan lancar meskipun diwarnai masih adanya politik uang dan penyelenggara Pilkada yang diduga kurang profesional.
"Meskipun di beberapa daerah terjadi gejolak akibat kasus politik uang dan penyelenggara Pilkada yang kurang profesional, secara umum Pilkada serentak 2018 berjalan lancar dan aman," ujarnya.
Bursah juga merasa bangga atas profesionalisme dan soliditas TNI-Polri yang ditunjukkan selama 2018 seperti dalam melakukan pengamanan arus mudik lebaran, menindak para pelaku teror bom di bulan Mei 2018 serta pengamanan di 171 daerah yang melaksanakan pilkada serentak.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2018
Tags: