Aktivitas kegempaan Anak Krakatau menurun
30 Desember 2018 00:20 WIB
Foto udara letusan gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Minggu (23/12). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan telah terjadi erupsi Gunung Anak Krakatau, di Selat Sunda pada Sabtu, 22 Desember 2018 pukul 17.22 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 1.500 meter di atas puncak (sekitar 1.838 meter di atas permukaan laut). ANTARA FOTO/Bisnis Indonesia/Nurul Hidayat/pras.
Pandeglang (ANTARA News) - Aktivitas kegempaan Gunung Anak Krakatau di Perairan Selat Sunda Banten mengalami penurunan dibandingkan dua hari sebelumnya.
"Kami berharap aktivitas kegempaan Gunung Anak Krakatau terus menurun, sehingga masyarakat yang mengungsi bisa kembali ke rumah," kata Nugroho, petugas Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral saat jumpa pers di Posko Utama Terpadu Penanggulangan Bencana Tsunami di Labuan, Pandeglang, Banten, Sabtu.
Aktivitas Gunung Anak Krakatau sebelumnya tercatat setiap sembilan menit. Namun sepanjang Sabtu mengalami penurunan hanya terjadi dua kali letusan.
Lalu pukul 12.06 WIB tinggi kolom erupsi yang tercatat 1.000 meter menurun menjadi 700 meter di atas puncak pada pukul 15.00 WIB.
"Erupsi trennya mengalami penurunan, namun jangan dulu gembira. Tetapi yang jelas ada tren yang positif," katanya menjelaskan.
Menurut dia, pihaknya terus melakukan evaluasi apakah kegempaan Gunung Anak Krakatau bisa diturunkan statusnya.
Pos Pesauran Kabupaten Serang setiap enam jam melaporkan aktivitas kegempaan Gunung Anak Krakatau ke Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung.
Pelaporan data itu nantinya dilakukan evaluasi untuk mengubah status kegempaan Anak Krakatau.
Namun, saat ini status Gunung Anak Krakatau masih siaga level III dengan radius yang harus dihindari 5 km dari kawah.
Karena itu, kawasan kaldera Gunung Anak Krakatau, seperti Pulau Sertung dan Pulang Panjang tidak boleh didekati warga.
"Kami melarang warga maupun nelayan mendekati Anak Krakatau karena masih aktif mengeluarkan erupsi, meski kegempaan mengalami penurunan," katanya.
Baca juga: BNPB: volume Gunung Anak Krakatau menurun
Baca juga: Korban tsunami menangis harta bendanya dijarah
"Kami berharap aktivitas kegempaan Gunung Anak Krakatau terus menurun, sehingga masyarakat yang mengungsi bisa kembali ke rumah," kata Nugroho, petugas Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral saat jumpa pers di Posko Utama Terpadu Penanggulangan Bencana Tsunami di Labuan, Pandeglang, Banten, Sabtu.
Aktivitas Gunung Anak Krakatau sebelumnya tercatat setiap sembilan menit. Namun sepanjang Sabtu mengalami penurunan hanya terjadi dua kali letusan.
Lalu pukul 12.06 WIB tinggi kolom erupsi yang tercatat 1.000 meter menurun menjadi 700 meter di atas puncak pada pukul 15.00 WIB.
"Erupsi trennya mengalami penurunan, namun jangan dulu gembira. Tetapi yang jelas ada tren yang positif," katanya menjelaskan.
Menurut dia, pihaknya terus melakukan evaluasi apakah kegempaan Gunung Anak Krakatau bisa diturunkan statusnya.
Pos Pesauran Kabupaten Serang setiap enam jam melaporkan aktivitas kegempaan Gunung Anak Krakatau ke Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung.
Pelaporan data itu nantinya dilakukan evaluasi untuk mengubah status kegempaan Anak Krakatau.
Namun, saat ini status Gunung Anak Krakatau masih siaga level III dengan radius yang harus dihindari 5 km dari kawah.
Karena itu, kawasan kaldera Gunung Anak Krakatau, seperti Pulau Sertung dan Pulang Panjang tidak boleh didekati warga.
"Kami melarang warga maupun nelayan mendekati Anak Krakatau karena masih aktif mengeluarkan erupsi, meski kegempaan mengalami penurunan," katanya.
Baca juga: BNPB: volume Gunung Anak Krakatau menurun
Baca juga: Korban tsunami menangis harta bendanya dijarah
Pewarta: Mansyur
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018
Tags: