Hasil lelang sukuk BI minggu ini Rp3 triliun
28 Desember 2018 15:59 WIB
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat memberikan keterangan kepada awak media di Kompleks Perkantoran BI, Jakarta, Jumat. (ANTARA News/Citro Atmoko)
Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebutkan hasil lelang sukuk Bank Indonesia atau SukBI pada minggu ini totalnya mencapai Rp3 triliun.
"Alhamdulillah untuk sukuk BI tenor satu minggu hasil lelang minggu ini Rp1,2 triliun. Kemudian untuk dua minggu Rp1,8 triliun. Sehingga minggu ini kita totalnya Rp3 triliun," ujar Perry saat ditemui awak media usai ibadah shalat Jumat di Kompleks Perkantoran BI, Jakarta, Jumat.
Perry menuturkan, bank sentral sengaja membuka sukuk dengan tenor pendek terlebih dahulu mengingat menjelang akhir tahun bank-bank masih membutuhkan likuiditas untuk operasionalnya. Namun pada awal tahun depan, bank sentral akan menyediakan sukuk dengan tenor yang lebih panjang.
"InsyaAllah nanti di Januari, waktu likuiditas lebih baik, kami juga akan buka tenor-tenor yang lebih panjang. Kita akan buka tenor satu bulan dan juga kita perpanjang di tiga bulan," kata Perry.
Sedangkan untuk tenor enam bulan, sembilan bulan, dan 12 bulan, BI tetap menyediakan instrumen Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS).
"Sementara untuk tenor-tenor operasi moneter syariah enam, sembilan, dan 12 bulan, kita gunakan SBI syariah, tetap kita gunakan seperti itu," ujarnya.
SukBI merupakan instrumen baru yang ditujukan untuk menjaga likuiditas dalam operasi moneter syariah. SukBI tidak punya target pencapaian karena memang tidak ditujukan untuk menghimpun dana untuk proyek.
SukBI dinilai bisa membantu bank syariah agar lebih mandiri. Dengan instrumen pengelolaan likuiditas yang lebih banyak, maka operasional bank tidak tergantung kepada pihak lain.
Baca juga: BI optimistis rupiah stabil dan menguat 2019
"Alhamdulillah untuk sukuk BI tenor satu minggu hasil lelang minggu ini Rp1,2 triliun. Kemudian untuk dua minggu Rp1,8 triliun. Sehingga minggu ini kita totalnya Rp3 triliun," ujar Perry saat ditemui awak media usai ibadah shalat Jumat di Kompleks Perkantoran BI, Jakarta, Jumat.
Perry menuturkan, bank sentral sengaja membuka sukuk dengan tenor pendek terlebih dahulu mengingat menjelang akhir tahun bank-bank masih membutuhkan likuiditas untuk operasionalnya. Namun pada awal tahun depan, bank sentral akan menyediakan sukuk dengan tenor yang lebih panjang.
"InsyaAllah nanti di Januari, waktu likuiditas lebih baik, kami juga akan buka tenor-tenor yang lebih panjang. Kita akan buka tenor satu bulan dan juga kita perpanjang di tiga bulan," kata Perry.
Sedangkan untuk tenor enam bulan, sembilan bulan, dan 12 bulan, BI tetap menyediakan instrumen Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS).
"Sementara untuk tenor-tenor operasi moneter syariah enam, sembilan, dan 12 bulan, kita gunakan SBI syariah, tetap kita gunakan seperti itu," ujarnya.
SukBI merupakan instrumen baru yang ditujukan untuk menjaga likuiditas dalam operasi moneter syariah. SukBI tidak punya target pencapaian karena memang tidak ditujukan untuk menghimpun dana untuk proyek.
SukBI dinilai bisa membantu bank syariah agar lebih mandiri. Dengan instrumen pengelolaan likuiditas yang lebih banyak, maka operasional bank tidak tergantung kepada pihak lain.
Baca juga: BI optimistis rupiah stabil dan menguat 2019
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2018
Tags: