BNPB nyatakan korban meninggal tsunami Selat Sunda 426
28 Desember 2018 15:38 WIB
Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB, Sutopo Nugroho, saat jumpa pers terkait tsunami Selat Sunda di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (28/12/2018). (ANTARA News/Dewanto Samodro)
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB, Sutopo Nugroho, mengatakan, jumlah korban meninggal akibat tsunami di Selat Sunda mencapai 426 orang.
"Sebelumnya kami sampaikan korban meninggal 430 orang. Ternyata ada korban meninggal yang terdata ganda. Yang tepat data hari ini," kata dia, dalam jumpa pers di Graha BNPB, Jakarta, Jumat.
Selain korban meninggal, dia mengatakan, 23 orang juga dilaporkan masih hilang, sementara 7.202 orang lainnya mengalami luka-luka dan 40.386 orang mengungsi di berbagai tempat yang tersebar.
Sementara itu, tsunami di Selat Sunda juga menyebabkan sejumlah sarana dan prasarana rusak, yaitu 1.296 rumah, 78 penginapan dan warung, 434 perahu dan kapal, 69 kendaraan roda empat, 38 kendaraan roda dua, satu dermaga dan satu shelter.
"Semua data korban dan kerusakan masih sementara. Kemungkinan masih akan bertambah karena ada korban yang belum ditemukan," jelasnya.
Menurut dia, masih banyak material dan puing yang belum dievakuasi dan belum dilakukan proses pencarian dan pertolongan. Karena itu, sangat mungkin akan ada korban lain yang ditemukan.
"Pendataan akan dipercepat karena terkait dengan bantuan yang akan dikirimkan," ujarnya.
Tsunami Selat Sunda terjadi akibat aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau pada Sabtu (22/12).
Lima kabupaten di dua provinsi terdampak tsunami tersebut, yaitu Pandeglang dan Serang di Banten serta Lampung Selatan, Pesawaran dan Tanggamus di Lampung.
Baca juga: Bupati Pandeglang sebut pemasangan EWS beri rasa aman
Baca juga: Kementerian ESDM akan teliti jarak aman bangunan dari pantai
"Sebelumnya kami sampaikan korban meninggal 430 orang. Ternyata ada korban meninggal yang terdata ganda. Yang tepat data hari ini," kata dia, dalam jumpa pers di Graha BNPB, Jakarta, Jumat.
Selain korban meninggal, dia mengatakan, 23 orang juga dilaporkan masih hilang, sementara 7.202 orang lainnya mengalami luka-luka dan 40.386 orang mengungsi di berbagai tempat yang tersebar.
Sementara itu, tsunami di Selat Sunda juga menyebabkan sejumlah sarana dan prasarana rusak, yaitu 1.296 rumah, 78 penginapan dan warung, 434 perahu dan kapal, 69 kendaraan roda empat, 38 kendaraan roda dua, satu dermaga dan satu shelter.
"Semua data korban dan kerusakan masih sementara. Kemungkinan masih akan bertambah karena ada korban yang belum ditemukan," jelasnya.
Menurut dia, masih banyak material dan puing yang belum dievakuasi dan belum dilakukan proses pencarian dan pertolongan. Karena itu, sangat mungkin akan ada korban lain yang ditemukan.
"Pendataan akan dipercepat karena terkait dengan bantuan yang akan dikirimkan," ujarnya.
Tsunami Selat Sunda terjadi akibat aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau pada Sabtu (22/12).
Lima kabupaten di dua provinsi terdampak tsunami tersebut, yaitu Pandeglang dan Serang di Banten serta Lampung Selatan, Pesawaran dan Tanggamus di Lampung.
Baca juga: Bupati Pandeglang sebut pemasangan EWS beri rasa aman
Baca juga: Kementerian ESDM akan teliti jarak aman bangunan dari pantai
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018
Tags: