Bupati Pandeglang sebut pemasangan EWS beri rasa aman
28 Desember 2018 15:15 WIB
Sebuah alat sirene gempa bumi dan tsunami (EWS) yang dirakit Bambang Sigit Sudaryono (45) di Desa Wonocoyo, Panggul, Trenggalek, Jawa Timur, Minggu (23/3). EWS hasil rancangan tersebut sangat berguna bagi masyarakat pesisir Panggul Trenggalek untuk mendeteksi tsunami. ANTARA FOTO/Sahlan Kurniawan
Pandeglang (ANTARA News) - Bupati Pandeglang, Provinsi Banten, Irna Narulita mengatakan pemasangan alat dekteksi dini tsunami atau early warning system (EWS) diharapkan dapat memberikan rasa aman bagi masyarakat.
"Selama ini masyarakat trauma dan was-was, dengan adanya pemasangan alat ini diharapkan mereka merasa lebih aman," katanya saat mendamping Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Panjahitan memantau posko bencana tsunami di Mutiara Carita, Pandeglang, Jumat.
Tsunami, kata dia, memang tidak dapat dipastikan, namun dengan adanya alat itu akan dapat memberitahu masyarakat lebih dini kalau ada kemungkinan terjadinya musibah.
"Tsunami kali ini menjadi pembelajaran. Ke depan masyarakat dapat langsung menyelamatkan diri ketika sirine EWS berbunyi, karena tanda gelombang laut naik," ujarnya.
Pemerintah merencanakan memasang EWS pada tiga pulau yang dekat dengan Gunung Anak Krakatau, di antaranya di Pulau Sertung yang dekat dengan wilayah Provinsi Lampung. Sisanya di Pulau Krakatau dan Pulau Panjang.
Deputi Bidang Infrastruktur Kemenko Kemaritiman, Ridwan Jamaluddin membenarkan rencana pemasangan EWS di pulau dekat Gunung Anak Kraktau guna mendeteksi tsunami atau gelombang tinggi itu.
"Memang seperti itu, rencananya pemasangan akan dilakukan pada Januari 2019," ujarnya.
Pemasangan EWS, kata dia, dilakukan secara bertahap. Untuk awal di Pulau Sertung pada Januari 2019, sisanya menyusul.
"Kita akan mencoba memasang satu terlebih dahulu pada awal Januari," ujar Ridwan.
Baca juga: Alat peringatan dini tsunami akan dipasang di Pulau Sertung
Baca juga: Kementerian ESDM akan teliti jarak aman bangunan dari pantai
"Selama ini masyarakat trauma dan was-was, dengan adanya pemasangan alat ini diharapkan mereka merasa lebih aman," katanya saat mendamping Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Panjahitan memantau posko bencana tsunami di Mutiara Carita, Pandeglang, Jumat.
Tsunami, kata dia, memang tidak dapat dipastikan, namun dengan adanya alat itu akan dapat memberitahu masyarakat lebih dini kalau ada kemungkinan terjadinya musibah.
"Tsunami kali ini menjadi pembelajaran. Ke depan masyarakat dapat langsung menyelamatkan diri ketika sirine EWS berbunyi, karena tanda gelombang laut naik," ujarnya.
Pemerintah merencanakan memasang EWS pada tiga pulau yang dekat dengan Gunung Anak Krakatau, di antaranya di Pulau Sertung yang dekat dengan wilayah Provinsi Lampung. Sisanya di Pulau Krakatau dan Pulau Panjang.
Deputi Bidang Infrastruktur Kemenko Kemaritiman, Ridwan Jamaluddin membenarkan rencana pemasangan EWS di pulau dekat Gunung Anak Kraktau guna mendeteksi tsunami atau gelombang tinggi itu.
"Memang seperti itu, rencananya pemasangan akan dilakukan pada Januari 2019," ujarnya.
Pemasangan EWS, kata dia, dilakukan secara bertahap. Untuk awal di Pulau Sertung pada Januari 2019, sisanya menyusul.
"Kita akan mencoba memasang satu terlebih dahulu pada awal Januari," ujar Ridwan.
Baca juga: Alat peringatan dini tsunami akan dipasang di Pulau Sertung
Baca juga: Kementerian ESDM akan teliti jarak aman bangunan dari pantai
Pewarta: Sambas
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018
Tags: