Kementerian ESDM akan teliti jarak aman bangunan dari pantai
28 Desember 2018 15:00 WIB
Foto aerial bangunan shelter tsunami Labuan, Pandeglang, Banten, Rabu (26/12/2018). Shelter yang dalam pembangunannya menimbulkan kasus korupsi itu tidak dipergunakan warga dan kini kondisinya tidak terawat. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/foc.
Serang, Banten (ANTARA News) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan meneliti zonasi batas aman mendirikan bangunan dari bibir pantai pasca-tsunami Selat Sunda.
"Nanti bersama Badan Geologi akan kita pelajari zonasi aman bangunan baik rumah dan hotel untuk didirikan dekat pantai," kata Menteri ESDM Ignasius Jonan di Serang, Banten, Jumat.
Jonan melihat bangunan seperti hotel dan warung di pinggir pantai banyak mengalami kerusakan dan berdampak pada banyaknya korban karena lokasi bangunan dinilai terlalu dekat dengan pantai.
Sementara itu, Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah mengatakan akan menata para penjual yang berada di wilayah Serang, utamanya yang berada di tempat wisata dekat dengan pantai.
Menurut dia, pihaknya akan melihat dulu wilayah-wilayah tempat wisata atau hiburan yang masih dinilai memiliki jarak yang terlalu dekat dengan pantai.
Badan Geologi hingga saat ini masih meneliti penyebab dari tsunami terjadi, belum pada tahap penataan tata ruang rawan bencana.
Badan Geologi menilai tsunami Selat Sunda tidak disebabkan tunggal oleh letusan Gunung Anak Krakatau. Menurut data, perlu ledakan serta longsoran yang berkekuatan sangat besar untuk bisa menyebabkan tsunami di Selat Sunda saat kejadian hari Sabtu (22/12).
Menurut data dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang disebutkan Jonan, aktivitas Gunung Anak Krakatau memang meningkat, tapi pada saat getaran tinggi terjadi juga tidak bereaksi terhadap pasang surut air laut.
Baca juga: Pemerintah siapkan dana darurat untuk perbaikan desa terdampak tsunami di Banten
Baca juga: Nelayan korban tsunami Selat Sunda harapkan bantuan kapal
"Nanti bersama Badan Geologi akan kita pelajari zonasi aman bangunan baik rumah dan hotel untuk didirikan dekat pantai," kata Menteri ESDM Ignasius Jonan di Serang, Banten, Jumat.
Jonan melihat bangunan seperti hotel dan warung di pinggir pantai banyak mengalami kerusakan dan berdampak pada banyaknya korban karena lokasi bangunan dinilai terlalu dekat dengan pantai.
Sementara itu, Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah mengatakan akan menata para penjual yang berada di wilayah Serang, utamanya yang berada di tempat wisata dekat dengan pantai.
Menurut dia, pihaknya akan melihat dulu wilayah-wilayah tempat wisata atau hiburan yang masih dinilai memiliki jarak yang terlalu dekat dengan pantai.
Badan Geologi hingga saat ini masih meneliti penyebab dari tsunami terjadi, belum pada tahap penataan tata ruang rawan bencana.
Badan Geologi menilai tsunami Selat Sunda tidak disebabkan tunggal oleh letusan Gunung Anak Krakatau. Menurut data, perlu ledakan serta longsoran yang berkekuatan sangat besar untuk bisa menyebabkan tsunami di Selat Sunda saat kejadian hari Sabtu (22/12).
Menurut data dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang disebutkan Jonan, aktivitas Gunung Anak Krakatau memang meningkat, tapi pada saat getaran tinggi terjadi juga tidak bereaksi terhadap pasang surut air laut.
Baca juga: Pemerintah siapkan dana darurat untuk perbaikan desa terdampak tsunami di Banten
Baca juga: Nelayan korban tsunami Selat Sunda harapkan bantuan kapal
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018
Tags: