Dai desa di Batanghari diseleksi dari ratusan ustadz
27 Desember 2018 23:12 WIB
Seorang anak beraksi dalam lomba 'stand up dakwah' saat Festival Ramadan yang berlangsung di Ambon, Maluku, Minggu (19/6/2016). Festival yang diikuti ratusan anak-anak tersebut melombakan dua bidang lomba yaitu 'stand up dakwah' dan pemilihan pesona muslimah. (ANTARA FOTO/izaac mulyawan)
Jambi, (ANTARA News) - Sebanyak 166 orang ustadz di Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi mengikuti seleksi menjadi dai yang akan disebar ke desa dan kelurahan daerah itu.
"Ada 124 dai lama yang kembali mengikuti seleksi dan 42 calon dai baru yang ikut seleksi," kata Kepala Bagian Kesejahteraan Sosial Setda Batanghari, M Syukri di Muarabulian, Kamis.
Sebanyak 166 calon dai tersebut mengikuti seleksi menjadi dai tahun 2019 di Gedung Pramuka Muarabulian. Tes yang diikuti oleh calon dai lama dan calon dai baru dilakukan secara berbeda.
Untuk peserta tes dari kelompok dai yang masih bertugas, katanya, berupa tes secara tertulis. Sementara untuk calon dai baru terdapat beberapa serangkaian tes yang harus diikuti seperti tes tertulis, lisan dan wawancara.
Usia calon dai yang mengikuti seleksi tersebut cukup bervariatif. Termuda berusia 20 tahun dan calon dai tertua berusia 78 tahun.
M Syukri mengatakan, untuk calon dai lama, tes yang dilakukan lebih mengedepankan kejujuran, karena dalam tes tersebut terdapat pemaparan kegiatan yang telah dilakukan oleh dai di desa dan kelurahan.
"Untuk calon dai lama dan calon dai baru soal tesnya pun berbeda," kata M Syukri.
Sementara itu Kepala Kantor Kementrian Agama Batanghari, Herman, menjelaskan bahwa seleksi calon dai tersebut merupakan upaya pemerintah daerah dalam rangka melakukan pembinaan terhadap masyarakat melalui peran dai. Sebab itu para dai haruslah yang berkompeten.
"Kita berharap melalui seleksi ini dapat menghasilkan dai yang berkualitas, tidak hanya kuantitasnya saja. Dan dai yang ada nantinya benar-benar mampu melaksanakan tugasnya," kata Herman menambahkan.
Baca juga: Jemaah haji Batanghari pulang dalam kondisi sehat
Baca juga: Pembangunan Masjid Agung Batanghari terancam batal
"Ada 124 dai lama yang kembali mengikuti seleksi dan 42 calon dai baru yang ikut seleksi," kata Kepala Bagian Kesejahteraan Sosial Setda Batanghari, M Syukri di Muarabulian, Kamis.
Sebanyak 166 calon dai tersebut mengikuti seleksi menjadi dai tahun 2019 di Gedung Pramuka Muarabulian. Tes yang diikuti oleh calon dai lama dan calon dai baru dilakukan secara berbeda.
Untuk peserta tes dari kelompok dai yang masih bertugas, katanya, berupa tes secara tertulis. Sementara untuk calon dai baru terdapat beberapa serangkaian tes yang harus diikuti seperti tes tertulis, lisan dan wawancara.
Usia calon dai yang mengikuti seleksi tersebut cukup bervariatif. Termuda berusia 20 tahun dan calon dai tertua berusia 78 tahun.
M Syukri mengatakan, untuk calon dai lama, tes yang dilakukan lebih mengedepankan kejujuran, karena dalam tes tersebut terdapat pemaparan kegiatan yang telah dilakukan oleh dai di desa dan kelurahan.
"Untuk calon dai lama dan calon dai baru soal tesnya pun berbeda," kata M Syukri.
Sementara itu Kepala Kantor Kementrian Agama Batanghari, Herman, menjelaskan bahwa seleksi calon dai tersebut merupakan upaya pemerintah daerah dalam rangka melakukan pembinaan terhadap masyarakat melalui peran dai. Sebab itu para dai haruslah yang berkompeten.
"Kita berharap melalui seleksi ini dapat menghasilkan dai yang berkualitas, tidak hanya kuantitasnya saja. Dan dai yang ada nantinya benar-benar mampu melaksanakan tugasnya," kata Herman menambahkan.
Baca juga: Jemaah haji Batanghari pulang dalam kondisi sehat
Baca juga: Pembangunan Masjid Agung Batanghari terancam batal
Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2018
Tags: