Jawa Barat diantisipasi dalam Pemilu 2019 karena miliki pemilih paling banyak
27 Desember 2018 18:42 WIB
Kepala Kepolisian Indonesia, Jenderal Polisi Tito Karnavian, menyampaikan paparan pada konferensi pers akhir tahun Kepolisian Indonesia, di Markas Kepolisian Indonesia, Jakarta, Kamis (27/12/2018). (ANTARA FOTO/Indrianto Suwarso)
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Kepolisian Indonesia, Jenderal Polisi Tito Karnavian, mengatakan, Jawa Barat menjadi salah satu daerah yang diantisipasi mereka dalam Pemilu 2019 karena memiliki pemilih terbanyak dan dinamis.
"Jawa Barat agak keras karena pemilih terbesar di Jawa Barat. Pada 2104 proporsi pemilih dinamis," kata dia, dalam konferensi pers Akhir Tahun 2018 di Markas Kepolisian Indonesia, Jakarta, Kamis.
Secara keseluruhan, tutur dia, tidak terdapat daerah rawan konflik yang signifikan untuk Pemilu 2019, tetapi potensi kerawananan tetap diwaspadai.
Apalagi pertarungan perebutan kursi akan sengit di daerah pemilihan karena tidak hanya bersaing dengan caleg dari partai lain, tetapi juga sesama partai.
Untuk itu, atensi Kepolisian Indonesia untuk daerah pemilihan ini dengan menampatkan perwira dari Polda untuk mengamankan daerah pemilihan dan melibatkan beberapa polres.
Menurut dia, daerah pemilihan yang memiliki pemilih kuat pada partai, caleg atau calon presiden-wakil presiden tertentu akan memiliki kerawanan lebih sedikit.
"Potensi konflik dapil hampir semua akan keras, kecuali didominasi partai pemilih sudah strong voters, pemilih tetap, tidak akan keras. Dapil fokus utama kepolisian untuk pileg dan pilpres," ucap Karnavian.
Sebelumnya, dalam apel kesiapan TNI membantu Kepolisian Indonesia dalam pengamanan Natal 2018, Tahun Baru 2019 serta Pemilu 2019, Karnabian mengatakan, Provinsi Papua juga masih menjadi salah satu daerah rawan dalam Pemilu 2019.
Namun, ia mengakui untuk daerah lain masih terus terjadi dinamika dan perubahan dalam sisa masa kampanye hingga April 2019.
Baca juga: Polisi katakan terorisme meningkat selama 2018
Baca juga: Kapolri belum puas soal jumlah Polwan
Baca juga: Polri terapkan zero minimum growth dalam rekrutmen agar jumlah personel tetap
"Jawa Barat agak keras karena pemilih terbesar di Jawa Barat. Pada 2104 proporsi pemilih dinamis," kata dia, dalam konferensi pers Akhir Tahun 2018 di Markas Kepolisian Indonesia, Jakarta, Kamis.
Secara keseluruhan, tutur dia, tidak terdapat daerah rawan konflik yang signifikan untuk Pemilu 2019, tetapi potensi kerawananan tetap diwaspadai.
Apalagi pertarungan perebutan kursi akan sengit di daerah pemilihan karena tidak hanya bersaing dengan caleg dari partai lain, tetapi juga sesama partai.
Untuk itu, atensi Kepolisian Indonesia untuk daerah pemilihan ini dengan menampatkan perwira dari Polda untuk mengamankan daerah pemilihan dan melibatkan beberapa polres.
Menurut dia, daerah pemilihan yang memiliki pemilih kuat pada partai, caleg atau calon presiden-wakil presiden tertentu akan memiliki kerawanan lebih sedikit.
"Potensi konflik dapil hampir semua akan keras, kecuali didominasi partai pemilih sudah strong voters, pemilih tetap, tidak akan keras. Dapil fokus utama kepolisian untuk pileg dan pilpres," ucap Karnavian.
Sebelumnya, dalam apel kesiapan TNI membantu Kepolisian Indonesia dalam pengamanan Natal 2018, Tahun Baru 2019 serta Pemilu 2019, Karnabian mengatakan, Provinsi Papua juga masih menjadi salah satu daerah rawan dalam Pemilu 2019.
Namun, ia mengakui untuk daerah lain masih terus terjadi dinamika dan perubahan dalam sisa masa kampanye hingga April 2019.
Baca juga: Polisi katakan terorisme meningkat selama 2018
Baca juga: Kapolri belum puas soal jumlah Polwan
Baca juga: Polri terapkan zero minimum growth dalam rekrutmen agar jumlah personel tetap
Pewarta: Dyah Astuti
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018
Tags: