Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS menguat pagi ini sebesar 27 poin menjadi Rp14.564 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.591 per dolar AS, di tengah potensi pelemahan ekonomi negara adi daya itu.
Analis CSA Research Institute Reza Priyambada di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa dolar AS bergerak melemah seiring adanya potensi pelemahan pada ekonomi Amerika Serikat (AS) akibat imbas perang dagang, ditambah dengan shutdown pemerintahan AS.
"Secara sentimen, itu yang membuat dolar AS mengalami pelemahan terhadap sejumlah mata uang dunia, termasuk rupiah," katanya.
Ia menambahkan penutupan pemerintahan juga memicu imbal hasil obligasi AS menjadi lebih rendah sehingga membuka peluang aliran dana menuju negara berkembang, termasuk Indonesia.
Analis Monex Investindo Futures Putu Agus Pransuamitra mengatakan rilis data tingkat keyakinan konsumen AS menjadi salah satu faktor yang menjadi perhatian pelaku pasar.
"Jika data tingkat keyakinan konsumen AS dirilis lebih rendah dari perkiraan, dolar kemungkinan akan kembali tertekan," katanya.
Ia menambahkan pelaku pasar juga masih dibayangi kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi AS akibat shutdown pemerintahan sehingga pergerakan dolar AS relatif tertahan.
Baca juga: Rupiah menguat, kembali di bawah Rp14.600
Baca juga: Dolar AS menguat, pasar saham bangkit
Baca juga: Harga emas naik tipis
Kurs rupiah perkasa di tengah potensi pelemahan ekonomi AS
27 Desember 2018 10:46 WIB
Petugas menghitung mata uang rupiah pecahan Rp100.000 di tempat penukaran mata uang asing di Jakarta (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018
Tags: