Moskow, Rusia, 27/12 (Antara/Anadolu-OANA) - Kementerian Pertahanan Rusia pada Rabu (26/12) menuduh Angkatan Udara Israel menyerang pesawat sipil yang mendarat di bandar udara Damaskus, Suriah, dan Beirut di Lebanon.

Juru Bicara Kementerian Pertahanan Igor Konashenkov mengatakan enam jet tempur F-16 Israel menggunakan 16 bom udara GBU-39 dalam serangan pada Selasa malam.

Empat-belas bom dihancurkan oleh sistem pertahanan Suriah tapi dua menghantam pusat logistik Brigade Angkatan Darat Suriah dan melukai tiga prajurit, ia menambahkan.

"Tindakan provokatif Angkatan Udara Israel itu pada malam 25 Desember 2018, ketika enam pesawat F-16, sewaktu berada di wilayah udara Lebanon --yang bertetangga, menyerang wilayah Suriah, menciptakan ancaman langsung terhadap dua pesawat penumpang," kata Konashenkov, sebagaimana dikutip Kantor Berita Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis pagi.

"Untuk mencegah terjadinya tragedi, penggunaan sistem perang elektronik dan pertahanan udara Suriah dibatasi, sehingga memungkinkan pengawas lalu-lintas udara di Damaskus mengalihkan pesawat penumpang dari daerah berbahaya dan mengirim mereka ke Bandar Udara Pilihan Hmeimim," kata juru bicara tersebut.

Pada September, satu pesawat militer Rusia, Il-20, dihantam serangan serupa, sehingga menewaskan 15 prajurit di dalamnya.

Pada hari itu, beberapa pesawat F-16 Israel memasuki wilayah udara Suriah dengan tujuan menyerang sasaran militer Suriah di Provinsi Latakia di bagian barat-laut Suriah.

Ketika sistem pertahanan udara Suriah, S-200, menanggapi pelanggaran tersebut, pesawat F-16 Israel bersembunyi di belakang pesawat Rusia yang dihantam satu rudal Suriah.

Tak lama setelah itu, Mosow --yang menyalahkan Israel atas peristiwa itu-- mengumumkan keputusannya untuk menyediakan Damaskus sistem pertahanan S-300, yang lebih canggih.

Penyunting: Chaidar Abdullah