Warga perbatasan Papua rayakan Natal dengan bakar batu bersama
27 Desember 2018 07:36 WIB
Arsip Foto. Aparat TNI bersama warga melakukan ritual memasak bakar batu di Pos Perbatasan Indonesia - Papua Nugini, Kabupaten Keerom, Papua. (ANTARA FOTO/Dian Kandipi)
Jayapura, Papua (ANTARA News) - Warga perbatasan RI-Papua Nugini di Kompleks Lounching, Skouw-Wutung, Distrik Muaratami, Kota Jayapura, menggelar tradisi bakar batu bersama untuk merayakan Natal dan menyambut Tahun Baru.
Tokoh adat Lounching, Stanis Tanfa Cilong, pada Rabu menuturkan warga, satuan tugas pengamanan perbatasan Yonif PR 328/DGH dan aparat kepolisian menghadiri ritual memasak menggunakan batu yang dibakar hingga membara itu.
"Tujuan diadakannya kegiatan ini selain merayakan Natal dan Tahun Baru juga untuk mempererat hubungan antara masyarakat bersama dengan aparat TNI dan Polri," katanya.
Acara itu tidak hanya untuk umat Kristiani, namun juga terbuka bagi warga beragama Islam, Hindu, Buddha dan Katolik yang ingin menghadiri.
"Ini kegiatan bersama warga yang melibatkan aparat negara. Tidak ada perbedaan antara masyarakat asli dengan masyarakat pendatang dan juga tidak membeda-bedakan agama. Semua masyarakat menjadi satu dan berbaur dalam kegiatan adat bakar batu ini," kata Stanis.
Pasiter Satgas Pamtas RI-PNG dari Yonif PR 328/DGH Lettu Inf Rahman NW mendukung kegiatan warga tersebut, yang dihadiri oleh para kepala kampung dam pemuka agama di daerah perbatasan.
Baca juga: Seribuan jemaat Jayapura ikut ibadah malam kudus
Tokoh adat Lounching, Stanis Tanfa Cilong, pada Rabu menuturkan warga, satuan tugas pengamanan perbatasan Yonif PR 328/DGH dan aparat kepolisian menghadiri ritual memasak menggunakan batu yang dibakar hingga membara itu.
"Tujuan diadakannya kegiatan ini selain merayakan Natal dan Tahun Baru juga untuk mempererat hubungan antara masyarakat bersama dengan aparat TNI dan Polri," katanya.
Acara itu tidak hanya untuk umat Kristiani, namun juga terbuka bagi warga beragama Islam, Hindu, Buddha dan Katolik yang ingin menghadiri.
"Ini kegiatan bersama warga yang melibatkan aparat negara. Tidak ada perbedaan antara masyarakat asli dengan masyarakat pendatang dan juga tidak membeda-bedakan agama. Semua masyarakat menjadi satu dan berbaur dalam kegiatan adat bakar batu ini," kata Stanis.
Pasiter Satgas Pamtas RI-PNG dari Yonif PR 328/DGH Lettu Inf Rahman NW mendukung kegiatan warga tersebut, yang dihadiri oleh para kepala kampung dam pemuka agama di daerah perbatasan.
Baca juga: Seribuan jemaat Jayapura ikut ibadah malam kudus
Pewarta: Alfian Rumagit
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018
Tags: