Satuan tugas gabungan masih kejar kelompok kriminal bersenjata Papua
26 Desember 2018 19:53 WIB
Dokumentasi seorang keluarga membawa foto Aris Usi, korban kelompok sipil bersenjata di Nduga, Papua, saat tiba di Bandara Mutiara Sis Aljufri Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (8/12/2018). (ANTARA FOTO/Basri Marzuki).
Jakarta (ANTARA News) - Satgas gabungan TNI-polisi masih mengejar kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Kepolisian Indonesia, Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo, di Jakarta, Rabu, mengatakan, "Pengejaran dilakukan di Puncak Kabo, Nduga."
Satuan tugas itu juga masih mencari empat karyawan PT Istaka Karya yang hingga kini belum ditemukan. "Tim terus bergerak mencari para korban yang belum ditemukan," katanya.
Penembakan KKB terhadap warga sipil terjadi pada 1-2 Desember 2018 di Papua. KKB menyerang belasan karyawan PT Istaka Karya yang sedang membangun jembatan di Kali Yigi dan Aurak, Nduga, Papua.
Jembatan itu merupakan bagian dari program pembangunan Lintas Papua. Aksi brutal itu menewaskan 19 pekerja konstruksi dan seorang anggota TNI AD.
Baca juga: Pemerintah diminta tegas menyebut KKB sebagai separatis
Baca juga: Aparat harus tuntaskan KKSB
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Kepolisian Indonesia, Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo, di Jakarta, Rabu, mengatakan, "Pengejaran dilakukan di Puncak Kabo, Nduga."
Satuan tugas itu juga masih mencari empat karyawan PT Istaka Karya yang hingga kini belum ditemukan. "Tim terus bergerak mencari para korban yang belum ditemukan," katanya.
Penembakan KKB terhadap warga sipil terjadi pada 1-2 Desember 2018 di Papua. KKB menyerang belasan karyawan PT Istaka Karya yang sedang membangun jembatan di Kali Yigi dan Aurak, Nduga, Papua.
Jembatan itu merupakan bagian dari program pembangunan Lintas Papua. Aksi brutal itu menewaskan 19 pekerja konstruksi dan seorang anggota TNI AD.
Baca juga: Pemerintah diminta tegas menyebut KKB sebagai separatis
Baca juga: Aparat harus tuntaskan KKSB
Pewarta: Anita Dewi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018
Tags: