Dekan FKUI: Pengungsi anak dan lansia perlu diberikan suplemen
26 Desember 2018 05:38 WIB
Warga pesisir Kota Bandar Lampung mengungsi dan bermalam di Kantor Pemerintah Provinsi Lampung, Lampung, Selasa (25/12/2018). Warga mengungsi karena masih takut dan trauma atas kejadian tsunami Selat Sunda. (ANTARA FOTO/Ardiansyah/foc)
Jakarta (ANTARA News) - Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof Ari F Syam, meminta agar pengungsi tsunami Selat Sunda, khususnya anak-anak dan lansia diberikan suplemen yang berisi multivitamin dan mineral.
"Hal ini karena keterbatasan makanan dan minuman dengan zat gizi yang lengkap yang bisa dikonsumsi sehari-hari, sehingga anak-anak dan orang tua perlu mendapatkan suplemen tambahan," ujar Ari di Jakarta, Selasa.
Dia juga meminta agar para pengungsi harus mendapat makanan dan minuman yang cukup selama berada di pengungsian.
Hal itu juga membuat mereka tenang karena kebutuhan hidup dasarnya dipenuhi. Pengadaan sembako pada lokasi pengungsian dengan jumlah besar harus dikawal oleh Polisi.
"Dapur-dapur umum yang tersedia selalu mendapat bahan makanan dan air bersih yang memadai untuk masak dan minum. Selain itu, usahakan makanan yang dikonsumsi dalam keadaan segar," jelas dia lagi.
Ari juga meminta agar kondisi tempat pengungsian dibuat senyaman mungkin. Adanya alas tidur yang memadai dan juga selimut agar tubuh para pengungsi terutama orang tua dan anak-anak tetap terlindungi terutama dari angin malam.
"Kebersihan lingkungan pengungsian selalu terjaga dengan tersedianya tempat-tempat sampah di sekitar lokasi pengungsian. Termasuk bangkai binatang harus dikubur untuk menjaga lingkungan pengungsian tetap sehat."
Sarana Mandi Cuci Kakus (MCK) yang memadai dengan persediaan air yang cukup tentu juga tersedianya sabun dan peralatan mandi .
Para pengungsi khususnya anak-anak dan orang tua diberikan suplemen yang berisi multivitamin dan mineral mengingat keterbatasan makanan dan minuman dengan zat gizi yang lengkap yang bisa dikonsumsi sehari-hari.
Bagi anak-anak perlu upaya untuk melakukan trauma healing dengan pengadaan buku-buku bacaan, mainan anak-anak dan kelompok-kelompok bermain untuk anak-anak.
"Untuk pasien usia lanjut perlu adanya kegiatan seperti alat sulam, melakukan aktifitas pengajian bersama-sama dan lainnya yang membuat para orang usia lanjut ini tetap selalu berpikir," imbuh dia.
"Hal ini karena keterbatasan makanan dan minuman dengan zat gizi yang lengkap yang bisa dikonsumsi sehari-hari, sehingga anak-anak dan orang tua perlu mendapatkan suplemen tambahan," ujar Ari di Jakarta, Selasa.
Dia juga meminta agar para pengungsi harus mendapat makanan dan minuman yang cukup selama berada di pengungsian.
Hal itu juga membuat mereka tenang karena kebutuhan hidup dasarnya dipenuhi. Pengadaan sembako pada lokasi pengungsian dengan jumlah besar harus dikawal oleh Polisi.
"Dapur-dapur umum yang tersedia selalu mendapat bahan makanan dan air bersih yang memadai untuk masak dan minum. Selain itu, usahakan makanan yang dikonsumsi dalam keadaan segar," jelas dia lagi.
Ari juga meminta agar kondisi tempat pengungsian dibuat senyaman mungkin. Adanya alas tidur yang memadai dan juga selimut agar tubuh para pengungsi terutama orang tua dan anak-anak tetap terlindungi terutama dari angin malam.
"Kebersihan lingkungan pengungsian selalu terjaga dengan tersedianya tempat-tempat sampah di sekitar lokasi pengungsian. Termasuk bangkai binatang harus dikubur untuk menjaga lingkungan pengungsian tetap sehat."
Sarana Mandi Cuci Kakus (MCK) yang memadai dengan persediaan air yang cukup tentu juga tersedianya sabun dan peralatan mandi .
Para pengungsi khususnya anak-anak dan orang tua diberikan suplemen yang berisi multivitamin dan mineral mengingat keterbatasan makanan dan minuman dengan zat gizi yang lengkap yang bisa dikonsumsi sehari-hari.
Bagi anak-anak perlu upaya untuk melakukan trauma healing dengan pengadaan buku-buku bacaan, mainan anak-anak dan kelompok-kelompok bermain untuk anak-anak.
"Untuk pasien usia lanjut perlu adanya kegiatan seperti alat sulam, melakukan aktifitas pengajian bersama-sama dan lainnya yang membuat para orang usia lanjut ini tetap selalu berpikir," imbuh dia.
Pewarta: Indriani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018
Tags: