MUI: Belum ada fatwa ucapan selamat natal
25 Desember 2018 23:49 WIB
Logo Majelis Ulama Indonesia (MUI). (mui.or.id)
Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia Anwar Abbas mengatakan MUI belum mengeluarkan fatwa mengucapkan selamat Natal tapi baru ada fatwa Muslim merayakan Natalan.
"Yang sudah ada fatwanya yaitu tentang perayaan Natal bersama," kata Anwar di Jakarta, Selasa.
Merujuk fatwa MUI, dia mengatakan mengikuti upacara Natal bersama bagi umat Islam hukumnya haram.
MUI, kata dia, juga mengimbau agar Muslim berhati-hati pada persoalan yang syubhat (tidak jelas halal dan haram) dan larangan Allah SWT sehingga dianjurkan untuk tidak mengikuti kegiatan-kegiatan Natal.
Fatwa tersebut, lanjut dia, dikeluarkan Komisi Fatwa MUI tahun 1981 yang ditandatangani Ketua Komisi Fatwa M Syukri Ghozali dan sekretaris Mas'udi.
Kemudian pada 2016, kata dia, MUI juga mengeluarkan fatwa tentang hukum menggunakan atribut keagamaan non-Muslim.
Fatwa itu ditandatangani Hasanuddin AF dan Asrorun Ni'am Sholeh masing-masing sebagai ketua dan sekretaris Komisi Fatwa MUI.
Dalam fatwa, kata Anwar, disebut menggunakan atribut keagamaan non-Muslim adalah haram.
Kemudian MUI memberi maklumat kepada pihak yang mengajak dan/ atau memerintahkan penggunaan atribut keagamaan non-Muslim adalah haram.
Di dalam fatwa itu, kata Anwar, MUI juga menyampaikan beberapa rekomendasi, di antaranya adalah umat Islam agar saling menghormati keyakinan dan kepercayaan setiap agama.
Dia mengatakan salah satu wujud toleransi adalah menghargai kebebasan non-Muslim dalam menjalankan ibadahnya bukan dengan saling mengakui kebenaran teologis.
Tetapi, dia mengatakan MUI menyadari bahwa dalam masalah mengucapkan Natal ada perbedaan dan pertentangan pendapat di antara para ulama.
"Dalam menghadapi perbedaan dan pertentangan pendapat tersebut MUI belum belum mengambil sikap," kata dia.
Baca juga: Fatwa MUI harus disikapi dengan arif
Baca juga: MUI : tanggung jawab masing-masing karyawan gunakan atribut
Baca juga: Menag: ormas tidak perlu lakukan "sweeping"
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2018
Tags: