Di perairan selatan Jember sejumlah penyu ditemukan mati
25 Desember 2018 13:11 WIB
Lepas Tukik Sejumlah warga melepas tukik atau anak penyu hijau (Chelonia mydas) di Pantai Nyamplong, Gumukmas, Jember, Jawa Timur, Minggu (11/1). Sebanyak 121 ekor tukik yang terdiri dari Penyu lekang (Lepidochelys olivacea) dan Penyu Hijau (Chelonia mydas) hasil penangkaran semi alami warga setempat dilepaskan ke laut sebagai bentuk pelestarian populasi penyu di kawasan tersebut. (ANTARA FOTO/Seno)
Jember, Jatim (ANTARA News) - Sejumlah penyu berbagai jenis ditemukan dalam kondisi mati oleh nelayan di perairan selatan Kabupaten Jember, Jawa Timur, sepanjang tahun 2018.
"Nelayan menemukan penyu yang mati itu di Pantai Watu Ulo di Kecamatan Ambulu dan Pantai Getem di Kecamatan Gumukmas," kata Ketua Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Indah Lestari, Sugianto di Kabupaten Jember, Selasa.
Selama 2018, lanjut dia, nelayan Pokmaswas Indah Lestari menemukan sebanyak lima bangkai penyu di tepi pantai, sehingga pihaknya melaporkan kejadian tersebut kepada Bidang Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah III di Kabupaten Jember.
"Penyu yang ditemukan mati di Pantai Getem terakhir kali pada Jumat (21/12), yakni penyu jenis lekang, sehingga kami berkoordinasi dan melaporkan kejadian itu kepada dinas terkait," katanya.
Menurutnya penyu yang mati tersebut diduga karena terperangkap jaring nelayan yang melakukan aktivitas pencarian ikan di perairan selatan Jember, karena di kawasan Pulau Nusa Barong yang berada di perairan selatan Jember menjadi salah satu habitat mendaratnya sejumlah penyu.
"Pulau Nusa Barong yang merupakan cagar alam itu masih menjadi salah satu habitat berbagai jenis penyu, seperti penyu lekang, belimbing, hijau, dan tempayang untuk mendarat dan bertelur. Kawasan itu dekat dengan Pantai Getem dan pesisir selatan Jember lainnya," katanya.
Selain itu, dua bangkai penyu lekang, kata dia, juga pernah ditemukan di Pantai Watu Ulo dengan kondisi yang mengenaskan karena terdapat bekas luka di bagian tempurung dan kakinya yang diduga menjadi salah satu penyebab matinya hewan langka yang terancam punah itu, sedangkan satu ekor penyu juga ditemukan mati yang diduga karena banyaknya sampah plastik.
Sementara Kepala Bidang KSDA Wilayah III di Jember Setyo Utomo membenarkan adanya sejumlah penyu yang mati di perairan selatan Kabupaten Jember yang diduga karena tersangkut jaring nelayan dan tidak dilepas kembali, sehingga penyu tersebut lemas dan mati.
"Kadang-kadang nelayan takut saat ada penyu yang tersangkut di jaringnya, sehingga ia melukai penyu tersebut hingga lemas, kemudian membuangnya ke laut atau ke tepi pantai," katanya.
Ia mengimbau para nelayan ikut menjaga ekosistem laut dan satwa langka yang dilindungi seperti penyu yang populasinya semakin terancam punah di Indonesia dengan melepasliarkan kembali penyu yang tersangkut jaring nelayan, agar satwa langka tersebut tetap hidup.
Baca juga: Nelayan Jember lepas liarkan puluhan tukik
Baca juga: Ratusan telur penyu yang akan dijual diamankan di Jember
"Nelayan menemukan penyu yang mati itu di Pantai Watu Ulo di Kecamatan Ambulu dan Pantai Getem di Kecamatan Gumukmas," kata Ketua Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Indah Lestari, Sugianto di Kabupaten Jember, Selasa.
Selama 2018, lanjut dia, nelayan Pokmaswas Indah Lestari menemukan sebanyak lima bangkai penyu di tepi pantai, sehingga pihaknya melaporkan kejadian tersebut kepada Bidang Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah III di Kabupaten Jember.
"Penyu yang ditemukan mati di Pantai Getem terakhir kali pada Jumat (21/12), yakni penyu jenis lekang, sehingga kami berkoordinasi dan melaporkan kejadian itu kepada dinas terkait," katanya.
Menurutnya penyu yang mati tersebut diduga karena terperangkap jaring nelayan yang melakukan aktivitas pencarian ikan di perairan selatan Jember, karena di kawasan Pulau Nusa Barong yang berada di perairan selatan Jember menjadi salah satu habitat mendaratnya sejumlah penyu.
"Pulau Nusa Barong yang merupakan cagar alam itu masih menjadi salah satu habitat berbagai jenis penyu, seperti penyu lekang, belimbing, hijau, dan tempayang untuk mendarat dan bertelur. Kawasan itu dekat dengan Pantai Getem dan pesisir selatan Jember lainnya," katanya.
Selain itu, dua bangkai penyu lekang, kata dia, juga pernah ditemukan di Pantai Watu Ulo dengan kondisi yang mengenaskan karena terdapat bekas luka di bagian tempurung dan kakinya yang diduga menjadi salah satu penyebab matinya hewan langka yang terancam punah itu, sedangkan satu ekor penyu juga ditemukan mati yang diduga karena banyaknya sampah plastik.
Sementara Kepala Bidang KSDA Wilayah III di Jember Setyo Utomo membenarkan adanya sejumlah penyu yang mati di perairan selatan Kabupaten Jember yang diduga karena tersangkut jaring nelayan dan tidak dilepas kembali, sehingga penyu tersebut lemas dan mati.
"Kadang-kadang nelayan takut saat ada penyu yang tersangkut di jaringnya, sehingga ia melukai penyu tersebut hingga lemas, kemudian membuangnya ke laut atau ke tepi pantai," katanya.
Ia mengimbau para nelayan ikut menjaga ekosistem laut dan satwa langka yang dilindungi seperti penyu yang populasinya semakin terancam punah di Indonesia dengan melepasliarkan kembali penyu yang tersangkut jaring nelayan, agar satwa langka tersebut tetap hidup.
Baca juga: Nelayan Jember lepas liarkan puluhan tukik
Baca juga: Ratusan telur penyu yang akan dijual diamankan di Jember
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2018
Tags: