Jakarta (ANTARA News)- Kurs Rupiah terhadap dolar AS di Pasar Spot Antar Bank Jakarta, Jumat sore turun karena aksi lepas rupiah yang berlangsung dari pagi sampai sore, meski investor asing sudah masuk ke Indonesia bermain di Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Utang Negara dan obligasi. Nilai tukar rupiah melemah menjadi Rp9.175/9.180 per dolar AS dari penutupan hari sebelumnya Rp9.165/9.177 per dolar AS atau turun 10 poin. Analis valas PT Bank Saudara, Ruri Nova di Jakarta, mengatakan, rupiah tertekan, karena pelaku pasar berspekulasi melepas mata uang lokal itu, namun koreksi harga yang terjadi relatif kecil. Kecilnya tekanan pasar terhadap rupiah mengakibatkan posisi mata uang lokal masih dibawah level Rp9.200 per dolar AS, katanya. Aksi lepas rupiah, lanjut dia agak tertahan oleh masuknya investor asing yang bermain di pasar domestik menempatkan dananya di Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Utang Negara (SUN), dan Obligasi Ritel Indonesia (ORI). Karena itu peluang rupiah untuk menguat pada pekan depan kemungkinan akan terjadi, apalagi investor asing meningkatkan investasinya, katanya. Menurut dia, dengan masuknya dana investor asing ke instrumen BI, maka BI harus lebih aktif bermain di pasar menjaga volatilitas rupiah agar tidak bergerak dalam kisaran yang melebar. Rupiah yang saat ini menguat, setelah The Fed menurunkan suku bunganya 50 basis poin hingga posisinya dibawah level Rp9.200 per dolar AS cenderung akan kembali menguat yang dipicu masuknya dana investor asing ke pasar domestik, katanya. Ia mengatakan, peluang rupiah untuk naik lagi masih bisa, namun kenaikan itu dharapkan tidak terlalu cepat, karena bisa menekan rupiah kembali melemah dalam waktu yang cepat pula. "Kami optimis BI akan tetap berada di pasar menjaga rupiah, sehingga posisinya tidak jauh dari kisaran yang ada saat ini," katanya.(*)