Presiden jenguk korban tsunami di Kecamatan Labuan
24 Desember 2018 10:58 WIB
Presiden Joko Widodo saat meninjau kondisi terkini wilayah terdampak tsunami Selat Sunda di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten pada Senin (24/12/2018). (Bayu Prasetyo)
Pandeglang, Banten (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo menjenguk korban tsunami Selat Sunda di Puskesmas Labuan, Kabupaten Pandeglang, setelah mendarat di Lapangan Ahmad Yani pada Senin.
Di antara korban tsunami yang menjalani perawatan di puskesmas itu, ada Purwanto yang berasal dari Lampung Selatan.
Purwanto menceritakan bagaimana tsunami menerjang tiba-tiba pada 22 Desember malam.
"Saat itu saya sedang berada di pantai bersama sepupu-sepupu. Sedang ngobrol, tahu-tahu ada ombak datang setinggi tiang listrik," katanya kepada Antara.
Purwanto berhasil menyelamatkan diri setelah berenang mendekati rumah tempatnya menginap bersama keluarga. Dia juga berhasil menyelamatkan istrinya.
"Saat itu istri saya lagi mandi. Saya tarik keluar, saya lari," kata dia.
Purwanto saat itu berlari menjauhi kawasan pantai untuk mencari bantuan. Paha kiri dan lengannya terluka saat berusaha menyelamatkan diri dan mencari bantuan. Istri Purwanto juga terluka dan menjalani perawatan dalam ruangan yang sama dengannya.
Presiden menyatakan ikut prihatin, dan berdoa untuk kesembuhan Purwanto.
Selain mengunjungi puskesmas, Presiden meninjau posko bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Kantor Kecamatan Labuan. Dia juga menghampiri warga dan anak-anak yang mengungsi di tenda posko lapangan futsal Desa Rancateureup, menanyakan kondisi kesehatan mereka.
Di desa itu, pemerintah menyerahkan bantuan berupa bahan pangan pokok dan makanan jadi.
Tsunami pada Sabtu (22/12) malam telah mengakibatkan sedikitnya 281 meninggal dunia, 1.016 orang luka-luka dan 57 orang hilang; serta menyebabkan kerusakan 611 rumah, 69 hotel-vila, 60 warung-toko, dan 420 perahu-kapal di Pandeglang, Serang, Lampung Selatan, Tanggamus dan Pesawaran menurut BNPB.
BNPB memperkirakan jumlah korban dan kerusakan masih akan bertambah mengingat pendataan masih terus dilakukan oleh petugas.
Baca juga:
Presiden sampaikan duka cita atas bencana tsunami Selat Sunda
Korban jiwa akibat tsunami Selat Sunda capai 281
Di antara korban tsunami yang menjalani perawatan di puskesmas itu, ada Purwanto yang berasal dari Lampung Selatan.
Purwanto menceritakan bagaimana tsunami menerjang tiba-tiba pada 22 Desember malam.
"Saat itu saya sedang berada di pantai bersama sepupu-sepupu. Sedang ngobrol, tahu-tahu ada ombak datang setinggi tiang listrik," katanya kepada Antara.
Purwanto berhasil menyelamatkan diri setelah berenang mendekati rumah tempatnya menginap bersama keluarga. Dia juga berhasil menyelamatkan istrinya.
"Saat itu istri saya lagi mandi. Saya tarik keluar, saya lari," kata dia.
Purwanto saat itu berlari menjauhi kawasan pantai untuk mencari bantuan. Paha kiri dan lengannya terluka saat berusaha menyelamatkan diri dan mencari bantuan. Istri Purwanto juga terluka dan menjalani perawatan dalam ruangan yang sama dengannya.
Presiden menyatakan ikut prihatin, dan berdoa untuk kesembuhan Purwanto.
Selain mengunjungi puskesmas, Presiden meninjau posko bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Kantor Kecamatan Labuan. Dia juga menghampiri warga dan anak-anak yang mengungsi di tenda posko lapangan futsal Desa Rancateureup, menanyakan kondisi kesehatan mereka.
Di desa itu, pemerintah menyerahkan bantuan berupa bahan pangan pokok dan makanan jadi.
Tsunami pada Sabtu (22/12) malam telah mengakibatkan sedikitnya 281 meninggal dunia, 1.016 orang luka-luka dan 57 orang hilang; serta menyebabkan kerusakan 611 rumah, 69 hotel-vila, 60 warung-toko, dan 420 perahu-kapal di Pandeglang, Serang, Lampung Selatan, Tanggamus dan Pesawaran menurut BNPB.
BNPB memperkirakan jumlah korban dan kerusakan masih akan bertambah mengingat pendataan masih terus dilakukan oleh petugas.
Baca juga:
Presiden sampaikan duka cita atas bencana tsunami Selat Sunda
Korban jiwa akibat tsunami Selat Sunda capai 281
Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018
Tags: