LAPAN siapkan citra satelit untuk mendukung evakuasi korban tsunami
24 Desember 2018 08:48 WIB
Arsip Foto. Personel TNI, Basarnas dan Relawan melakukan pencarian korban di reruntuhan bangunan akibat bencana Tsunami di Desa Way Muli, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Lampung, Minggu (23/12/2018). BPBD setempat mencatat jumlah korban meninggal mencapai 49 orang, 20 orang masih dalam pencarian. ANTARA FOTO/Ardiansyah/nz.
Jakarta (ANTARA News) - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menyiapkan citra satelit penginderaan jauh wilayah Selat Sunda yang dapat digunakan untuk mendukung upaya evakuasi korban tsunami.
"LAPAN telah melakukan respons cepat berbasis satelit Spot 6/7 tahun 2016-2017 dengan mengeluarkan Rilis 1. Kami bekerja sama dengan BNPB dan Bappeda Provinsi Banten untuk informasi ini yang dapat digunakan sebagai referensi evakuasi korban bencana tsunami," kata Kepala Bidang Diseminasi Pusfatja LAPAN M Priyatna saat dihubungi Antara, Senin
Priyatna mengatakan Rilis 1 berisi analisis potensi wilayah yang terdampak sesuai dengan kombinasi dari citra satelit, Digital Elevation Model (DEM), dan batas administrasi. Peta tersebut berisi prediksi aliran laut yang masuk ke daratan mulai dari tinggi 2,5 meter, 5 meter hingga 10 meter.
Sementara data setelah kejadian akan dimuat dalam Rilis 2 yang dilengkapi dengan analisis lanjutan.
LAPAN menyerahkan data-data tersebut ke Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Banten untuk mendukung proses evakuasi yang dijalankan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Selain itu LAPAN mengusulkan pengaktifan International Disaster Charter (IDC).
"Kemarin IDC telah diaktifkan respons bencana oleh UNSPIDER. Data pascabencana yang sudah diprogramkan adalah Radarsat, Pleiades, RapidEye dan TerraSAR-X," kata dia.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat akan mendapatkan data setelah bencana," ia menambahkan.
Baca juga:
Tim evakuasi temukan 52 jenazah di Tanjung Lesung
Korban meninggal akibat tsunami di Banten 176 orang
"LAPAN telah melakukan respons cepat berbasis satelit Spot 6/7 tahun 2016-2017 dengan mengeluarkan Rilis 1. Kami bekerja sama dengan BNPB dan Bappeda Provinsi Banten untuk informasi ini yang dapat digunakan sebagai referensi evakuasi korban bencana tsunami," kata Kepala Bidang Diseminasi Pusfatja LAPAN M Priyatna saat dihubungi Antara, Senin
Priyatna mengatakan Rilis 1 berisi analisis potensi wilayah yang terdampak sesuai dengan kombinasi dari citra satelit, Digital Elevation Model (DEM), dan batas administrasi. Peta tersebut berisi prediksi aliran laut yang masuk ke daratan mulai dari tinggi 2,5 meter, 5 meter hingga 10 meter.
Sementara data setelah kejadian akan dimuat dalam Rilis 2 yang dilengkapi dengan analisis lanjutan.
LAPAN menyerahkan data-data tersebut ke Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Banten untuk mendukung proses evakuasi yang dijalankan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Selain itu LAPAN mengusulkan pengaktifan International Disaster Charter (IDC).
"Kemarin IDC telah diaktifkan respons bencana oleh UNSPIDER. Data pascabencana yang sudah diprogramkan adalah Radarsat, Pleiades, RapidEye dan TerraSAR-X," kata dia.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat akan mendapatkan data setelah bencana," ia menambahkan.
Baca juga:
Tim evakuasi temukan 52 jenazah di Tanjung Lesung
Korban meninggal akibat tsunami di Banten 176 orang
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018
Tags: