London (ANTARA News) - KBRI Brussel mengadakan acara Natal bersama umat Kristen Indonesia di Belgia baik Katholik maupun Protestan yang juga dihadiri berbagai elemen warga Indonesia lainnya itu.

Perayaan itu diawali dengan ibadah bagi umat Kristen di Belgia dan dilanjutkan dengan perayaan Natal diisi dengan penampilan tari, musik dan drama.

Pensosbud KBRI Brusel Ance Maylany kepada Antara London, Minggu mengatakan fokus acara Natal di KBRI Brussel yang diadakan Sabtu (22/12) berbeda dari tahun sebelumnya dengan mengusung tema keberagaman dalam kebersamaan yang ditampilkan dengan dress code perayaan Natal memakai baju daerah dan dihadiri lebih dari 300 warga Indonesia di Belgia.

Panitia Natal tahun ini menetapkan tema tersebut menunjukkan keberagaman identitas yang dimiliki umat Kristiani di Belgia namun tetap berupaya mewujudkan dan membagikan kasih dan perdamaian kepada sesama.

Acara kebaktian Natal diawali dengan menyanyikan lagu "Malam Kudus" dalam empat bahasa daerah yang diawali dari bahasa Batak, dinyanyikan Wakil Kepala Perwakilan RI, Dupito D. Simamora, dilanjutkan bahasa Jawa, Ambon dan diakhiri dengan bahasa Manado yang dinyanyikan wakil masyarakat Kristen Protestan dan Katolik di Belgia.

Kebaktian Natal dipimpin dua pendeta mewakili kelompok masyarakat Katholik dan Protestan. Penyalaan lilin Natal dan doa untuk umat dilakukan wakil dari masyarakat Indonesia mewakili kelompok anak Indonesia, pelajar, lansia dan orangtua yang diwakili Ibu Monamaria, istri Wakil Kepala Perwakilan RI Brussel.

Seusai kebaktian, acara dilanjutkan dengan perayaan Natal yang dibuka Dubes RI di Brussel, Yuri O. Thamrin yang merasakan berbahagia dapat ikut hadir bersama masyarakat Indonesia pada acara Natal dan menghimbau agar setiap warga dapat mewujudkan pesan Natal yaitu untuk saling mengasihi, saling membagikan damai pada kehidupan sehari-hari.

Selain itu, Dubes juga kembali mengingatkan agar setiap warga Indonesia di Belgia dan Luksemburg terus kompak dan saling berbagi, hal ini dibuktikan saat ikut membantu korban bencana di Palu. "Keberagaman masyarakat Indonesia adalah suatu keniscayaan, jadi hal tersebut sudah menjadi kodrat bangsa Indonesia, jika kita menolak keberagaman, sama juga kita menolak kodrat," ujarnya.

Dubes Yuri juga mengingatkan agar setiap masyarakat Indonesia menggunakan hak politiknya secara baik dan tetap menjaga persatuan, menyambut Pemilu tahun depan.

Seusai sambutan, berbagai penampilan tari dan musik dipersembahkan warga Indonesia antara lain tari pendet dari anak-anak Indonesia KBRI Brussel, tari badinding oleh komunitas Indonesia di Antwerpen, serta penampilan Trio Batak hingga berbagai pesembahan lagu bertema Natal dan juga tarian dari Dharmawanita Persatuan KBRI Brussel.

Perayaan Natal juga diisi mempersembahkan drama dengan judul "Anak yang Hilang" yang bercerita mengenai pesan Natal, yaitu kasih Bapa atas anaknya yang hilang. Kebaktian Natal telah mengumpulkan dana yang akan disumbangkan untuk membantu korban bencana di Indonesia.

Baca juga: Peringatan Natal 2018, Dirut Indonesia Re: Pertebal iman guna perkuat kerukunan
Baca juga: Pemerintah fokus keamanan dan kenyamanan liburan Natal dan Tahun Baru