Makassar (ANTARA News) - Calon presiden petahana Joko Widodo mengaku bila memungkinkan, ia akan memilih tetap bersama Jusuf Kalla sebagai pasangan wakil presidennya, sayang hal tersebut tidak dimungkinkan oleh konstitusi.

"Karena konstitusi yang tidak memungkinkan kami bersama dengan Pak JK (Jusuf Kalla), kalau konsitusi boleh saya akan terus. Tapi konsitusinya tidak memperbolehkan, hanya maksimal 2 kali. Itu 'problemnya'," kata Jokowi di Makassar, Sabtu.

Jokowi menyampaikan hal itu dalam acara Silaturahim bersama Joko Widodo dan Jusuf Kalla yang juga dihadiri oleh Jusuf Kalla selaku Ketua Tim Pengarah Kampanye Jokowi-Ma'ruf Amin dan para ulama di Makassar dan sekitarnya.

Pasal 7 UUD 1945 yang mengatur presiden dan wakil presiden memegang jabatan selama lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama hanya untuk satu kali masa jabatan.

Jusuf Kalla sendiri menjabat sebagai Wakil Presiden pada 2004-2009 bersama dengan Susilo Bambang Yudhoyono dan kembali menjadi wapres bersama Joko Widodo untuk periode 2014-2019.

"Karena sudah hampir 4,5 tahun ini kami berdua yang namanya masalah itu tidak pernah sama sekali. Berbeda sering tapi bermasalah tidak pernah. Beda kadang-kadang tidak apa-apa, tapi tidak pernah mengalami masalah, jadi ini perlu bapak ibu ketahui, tidak pernah mengalami gesekan. Hubungan kita sangat baik sekali," ungkap Presiden

Jokowi-Jusuf Kalla pada hari ini juga bersantap siang bersama di kediaman pribadi JK di Makassar.

"Tadi siang saya dengan pak Jusuf Kalla, makan siang, banyak yang kita bincangkan terutama yang berkaitan dengan ekonomi, ekonomi di Sulawesi Selatan itu seperti apa? di Makassar seperti apa?" tambah Jokowi.

Jokowi mengaku mempertanyakan mengapa pertumbuhan ekonomi di Sulawesi ini berada di atas rata-rata nasional.

"Nasional itu pertumbuhan ekonominya hanya 5,1-5,2 persen. Tadi Pak Wali Kota makassar, Pak Gubernur provinsi Sulawesi Selatan menyampaikan pertumbuhan di kota ini sekarang 8,3 persen, dan rata-rata di Sulawesi hampir semua di atas 7 persen, ini sebuah hal yang patut kita syukuri. Kita patut bersyukur di Sulawesi ini punya ekonomi yang baik, politiknya seperti apa?" ungkap Jokowi.

Bekas gubernur DKI Jakarta itu mengatakan bahwa ia juga banyak belajar soal politik dari Jusuf Kalla.

"Apapun beliau ini adalah sangat senior, memiliki pengalaman panjang di perpolitikan, jadi hal-hal yang kami berdua ini sudah kerjakan selama 4 tahun, kalau ada hal-hal yang setengah penting atau penting pasti kami berdiskusi bersama," kata Jokowi.

Ia pun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Jusuf Kalla apalagi Kalla mengaku akan membereskan persoalan di Indonesia bagian Timur.

"Tadi bisik-bisik waktu makan siang, (Pak JK mengatakan) 'Sudahlah Pak, Pak Jokowi serahkan saja semuanya Sulawesi, Indonesia Timur kepada saya', kalau Pak Jusuf Kalla sudah ngomong seperti itu ya saya bisa tidur pulas," cerita Jokowi.

Menurut Jokowi, JK adalah orang yang selalu menepati perkataannya.

"Beliau ini kalau sudah iya, iya kalau tidak tidak. Waktu makan siang saya dibisiki begitu, ya sudah. Saya sebenarnya malam ini mau pulang, tapi besok masih ke Toraja dan Luwuk, sudah dijawab Pak JK tadi, 'Ya sudah Pak, bapak saja yang untuk Sulawesi dan Indoensia Timur, ha ha ha, saya urus yang Jawa dan Sumatera," ungkap Jokowi.

Pilpres 2019 diikuti dua pasangan capres, yaitu nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin dan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Baca juga: Pesan JK: Pemilih Golkar jangan mendua
Baca juga: JK: Ke depan, Jokowi pasti belajar dari keadaan
Baca juga: Jokowi minta pendukung bergerak raih 75 persen suara Sulsel