Jakarta (ANTARA News) - Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) B Wisnu Widjaya mengatakan 34,9 persen orang selamat saat kejadian bencana karena mampu menyelamatkan diri sendiri menurut hasil survei yang dilakukan di Jepang.

Ia menjelaskan hasil survei di Jepang juga menunjukkan bahwa 31,9 persen korban bencana selamat dengan pertolongan keluarga; 28,1 persen mampu bertahan dan selamat dari bencana karena pertolongan dari tetangga; dan hanya lima persen yang diselamatkan oleh regu penyelamat.

"Karena itu tidak usah tergantung kepada tim penolong saat terjadi bencana, tapi ibu-ibu bisa menyelamatkan diri sendiri dan keluarga," katanya pada acara peluncuran program Hari Kesiapsiagaan Bencana dalam rangkaian peringatan Hari Ibu di Jakarta, Jumat.

Wisnu mengatakan kunci selamat dari bencana adalah kesiapsiagaan individu dan upaya sederhana untuk menyelamatkan diri dari bencana dimulai dari rumah, dengan memahami rumah sendiri dengan baik.

"Kalau panik ke mana harus menyelamatkan diri, ke mana harus keluar dan di mana letak barang-barang yang berbahaya harus diketahui. Yang paling penting adalah membangun insting untuk selamat," tambah dia.

Dia mengatakan dalam setiap kejadian bencana perempuan dan anak-anak menjadi yang kelompok yang paling rentan, karenanya para perempuan dan ibu harus meningkatkan pengetahuan untuk menghadapi bencana bagi diri sendiri, keluarga dan tetangga.

Kesiapsiagaan menghadapi bencana menjadi sangat penting karena secara umum wilayah Indonesia termasuk kawasan rawan bencana alam seperti gempa bumi, banjir, tanah longsor, tsunami, dan gunung meletus. Dan faktor-faktor seperti pertambahan penduduk, perubahan iklim, dan kerusakan lingkungan meningkatkan risiko wilayah Indonesia terdampak bencana.

Baca juga: Aceh tingkatkan kesiagaan dengan simulasi tsunami berkala
Baca juga: ACT Yogyakarta ajak santri mengenal karakter bencana