Jembatan ambruk penghubung dua daerah di Nias, sebut BPBD
21 Desember 2018 05:29 WIB
Jalan Rusak Beberapa kendaraan melintas di ruas jalan yang rusak di Kecamatan Lolofitumoi, Kabupaten Nias Barat, Sumut, Kamis (17/11). Kerusakan jalan yang menghubungkan antar dua kabupaten di kawasan tersebut telah terjadi sejak empat bulan terakhir. (FOTO ANTARA/Irsan Mulyadi)
Medan, (ANTARA News) - Jembatan darurat yang ambruk di Desa Hiliweto, Kecamatan Gido, Kabupaten Nias, Provinsi Sumatera Utara, selama ini digunakan untuk menghubungkan dua daerah di Kepulauan Nias.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut Riadil Akhir Lubis, saat dihubungi di Medan, Kamis malam, mengatakan kedua daerah itu, adalah Kabupaten Nias Selatan dengan Kabupaten Nias.
Jarak kedua daerah di kabupaten itu, menurut dia, cukup jauh dan hampir mencapai sejauh lebih kurang 90 km, serta ditempuh selama tiga jam perjalanan (Nias-Nias Selatan).
"Setelah ambruknya jembatan darurat itu, maka akses jalan dari Kabupaten Nias-Kabupaten Nias Selatan dan sebaliknya, sempat terputus," ujar Riadil.
Ia mengatakan, pada Kamis (20/12) akses jalan dari Kabupaten Nias-Nias Selatan sudah dapat dilalui, namun khusus untuk kendaraan roda dua.
Sedangkan untuk kendaraan roda empat belum bisa, karena daya tahan jembatan darurat itu, tidak terlalu kuat, serta dikhawatirkan bisa roboh lagi.
"Jembatan darurat itu, harus tetap diawasi dan jangan sampai dilalui kendaran roda empat, seperti mobil pribadi, bus angkutan umum," kata mantan Kepala Bappeda Sumut itu.
Sementara itu, akses jalan dari Kota Gunung Sitoli-Kabupaten Nias, Provinsi Sumatera Utara, saat ini hanya bisa dilalui kendaraan roda dua, setelah dibangunnya secara gotong royong satu unit jembatan darurat oleh TNI -Polri yang dibantu masyarakat.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nias, Elizaro Waruwu, saat dihubungi dari Medan, mengatakan jembatan darurat itu, belum dapat dilalui kendaraan roda empat seperti mobil, dan bus angkutan umum.
"Jembatan darurat itu, terbuat dari pohon kelapa dengan ukuran panjang lebih kurang delapan meter dan lebar empat meter dan dikerjakan Rabu (19/12) sekitar pukul 18.00 WIB," ujar Elizaro.
Ia mengatakan, jembatan darurat tersebut, dibangun di lokasi jembatan yang ambruk di Desa Hiliweto, Kecamatan Gido, Kabupaten Nias.
Setelah dibangunnya jembatan tersebut, aktivitas perekonomian masyarakat tidak sampai terganggu, dan tetap berjalan dengan lancar.
Sebelumnya, akses jalan dari Kota Gunung Sitoli menuju Desa Hiliweto, Kecamatan Gido, Kabupaten Nias, Provinsi Sumatera Utara putus total dan tidak dapat dilalui kendaraan karena jembatan darurat penghubung ambruk.
Tidak ada korban jiwa, karena ambruknya jembatan tersebut.
Jembatan di Kepulauan Nias itu ambruk, Rabu (19/12) sekitar pukul 10.30 WIB.
Jembatan darurat ambruk ketika sebuah truk yang mengangkut beton untuk pembangunan jembatan di Nias Selatan melintas di atasnya.
Truk pengangkut beton jembatan itu juga ikut jatuh ke sungai bersamaan dengan ambruknya jembatan, sementara sopirnya mengalami luka-luka ringan.
Antrean kendaraan yang hendak lewat tidak bisa dihindarkan, dan mencapai lebih kurang satu kilometer lebih.
Baca juga: Jembatan putus di Nias Selatan
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut Riadil Akhir Lubis, saat dihubungi di Medan, Kamis malam, mengatakan kedua daerah itu, adalah Kabupaten Nias Selatan dengan Kabupaten Nias.
Jarak kedua daerah di kabupaten itu, menurut dia, cukup jauh dan hampir mencapai sejauh lebih kurang 90 km, serta ditempuh selama tiga jam perjalanan (Nias-Nias Selatan).
"Setelah ambruknya jembatan darurat itu, maka akses jalan dari Kabupaten Nias-Kabupaten Nias Selatan dan sebaliknya, sempat terputus," ujar Riadil.
Ia mengatakan, pada Kamis (20/12) akses jalan dari Kabupaten Nias-Nias Selatan sudah dapat dilalui, namun khusus untuk kendaraan roda dua.
Sedangkan untuk kendaraan roda empat belum bisa, karena daya tahan jembatan darurat itu, tidak terlalu kuat, serta dikhawatirkan bisa roboh lagi.
"Jembatan darurat itu, harus tetap diawasi dan jangan sampai dilalui kendaran roda empat, seperti mobil pribadi, bus angkutan umum," kata mantan Kepala Bappeda Sumut itu.
Sementara itu, akses jalan dari Kota Gunung Sitoli-Kabupaten Nias, Provinsi Sumatera Utara, saat ini hanya bisa dilalui kendaraan roda dua, setelah dibangunnya secara gotong royong satu unit jembatan darurat oleh TNI -Polri yang dibantu masyarakat.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nias, Elizaro Waruwu, saat dihubungi dari Medan, mengatakan jembatan darurat itu, belum dapat dilalui kendaraan roda empat seperti mobil, dan bus angkutan umum.
"Jembatan darurat itu, terbuat dari pohon kelapa dengan ukuran panjang lebih kurang delapan meter dan lebar empat meter dan dikerjakan Rabu (19/12) sekitar pukul 18.00 WIB," ujar Elizaro.
Ia mengatakan, jembatan darurat tersebut, dibangun di lokasi jembatan yang ambruk di Desa Hiliweto, Kecamatan Gido, Kabupaten Nias.
Setelah dibangunnya jembatan tersebut, aktivitas perekonomian masyarakat tidak sampai terganggu, dan tetap berjalan dengan lancar.
Sebelumnya, akses jalan dari Kota Gunung Sitoli menuju Desa Hiliweto, Kecamatan Gido, Kabupaten Nias, Provinsi Sumatera Utara putus total dan tidak dapat dilalui kendaraan karena jembatan darurat penghubung ambruk.
Tidak ada korban jiwa, karena ambruknya jembatan tersebut.
Jembatan di Kepulauan Nias itu ambruk, Rabu (19/12) sekitar pukul 10.30 WIB.
Jembatan darurat ambruk ketika sebuah truk yang mengangkut beton untuk pembangunan jembatan di Nias Selatan melintas di atasnya.
Truk pengangkut beton jembatan itu juga ikut jatuh ke sungai bersamaan dengan ambruknya jembatan, sementara sopirnya mengalami luka-luka ringan.
Antrean kendaraan yang hendak lewat tidak bisa dihindarkan, dan mencapai lebih kurang satu kilometer lebih.
Baca juga: Jembatan putus di Nias Selatan
Pewarta: Munawar Mandailing
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2018
Tags: