Puan: Muslim moderat Indonesia toleran terhadap perbedaan
21 Desember 2018 01:29 WIB
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani didampingi Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh untuk Arab Saudi merangkap Wakil Tetap untuk Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Agus Maftuh Abegebriel saat bertemu dengan Menteri Garda Nasional Arab Saudi Pangeran Khalid bin Abdulaziz bin Ayyaf Al Muqrin di Riyadh, Rabu (19/12/2018) terkait Indonesia sebagai tamu kehormatan Festival Janadriyah. (ANTARA/Humas KBRI untuk Arab Saudi)
Riyadh, (ANTARA News) - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mengatakan sebagai negara dengan penduduk beragama Islam terbesar di dunia, Muslim moderat di Indonesia sangat toleran terhadap agama-agama lain yang diakui.
"Muslim moderat di Indonesia bisa menjadi contoh penerapan Islam yang 'rahmatan lil alamin'," katanya dalam pembukaan Festival Janadriyah ke-33 di Riyadh, Arab Saudi, Kamis malam waktu setempat.
Puan mengatakan partisipasi Indonesia sebagai tamu kehormatan Festival Janadriyah merupakan kesempatan untuk memperkenalkan keberagaman yang ada di Indonesia.
Indonesia mengusung tema "Persatuan Dalam Keberagaman Untuk Memperkuat Moderasi dan Perdamaian Global" dalam Festival Janadriyah untuk memperkenalkan keberagaman suku, bangsa, budaya dan bahasa yang ada.
"Semboyan negara Indonesia Bhinneka Tunggal Ika, memiliki arti berbeda-berbeda tetapi tetap satu," katanya.
Pada Festival Janadriyah, Indonesia akan menghadirkan Paviliun Indonesia yang merupakan miniatur keberagaman Indonesia, sekaligus miniatur negara maritim yang menjalin hubungan dan kerja sama dengan banyak negara, termasuk Arab Saudi.
Selain itu, Paviliun Indonesia juga akan menampilkan arsip-arsip hubungan baik yang selama ini terjalin antara Indonesia dengan Arab Saudi, yaitu bagaimana pelajar-pelajar Indonesia belajar di Arab Saudi dan kunjungan pemimpin-pemimpin Arab Saudi ke Indonesia.
"Partisipasi dalam Festival Janadriyah adalah persembahan terbaik dari pemerintah dan rakyat Indonesia untuk memperkuat hubungan bilateral Saunesia, yaitu Arab Saudi-Indonesia," katanya.
Menurut Puan, kerja sama kebudayaan seperti Festival Janadriyah merupakan cara terbaik untuk saling mengenal satu sama lain. Kerja sama kebudayaan adalah sebuah dialog peradaban.
"Partisipasi Indonesia tidak akan terlaksana bila tidak ada dukungan dan sambutan baik dari Kerajaan Arab Saudi. Mudah-mudahan rakyat Arab Saudi bisa mengenal Indonesia lebih baik dan hubungan Indonesia-Arab Saudi semakin kuat di masa mendatang," katanya.
Festival Janadriyah adalah festival budaya dan warisan tahunan terbesar di Timur Tengah, yang diselenggarakan sejak tahun 1985. Festival Janadriyah ke-33 akan dibuka Raja Salman Bin Abdulaziz pada Kamis (Jumat WIB).
Pemilihan Indonesia sebagai tamu kehormatan merupakan keputusan Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud dan Putra Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman.
Di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kedutaan Besar Republik Indonesia di Riyadh, delegasi Indonesia akan menampilkan keanekaragaman budaya Indonesia, termasuk pencak silat dan film-film karya anak bangsa.
Baca juga: Puan pimpin delegasi Indonesia di festival budaya Arab Saudi
Baca juga: Indonesia kenalkan keberagaman dalam Festival Janadriyah
Baca juga: Indonesia tamu kehormatan Festival Budaya Janadriyah di Arab Saudi
"Muslim moderat di Indonesia bisa menjadi contoh penerapan Islam yang 'rahmatan lil alamin'," katanya dalam pembukaan Festival Janadriyah ke-33 di Riyadh, Arab Saudi, Kamis malam waktu setempat.
Puan mengatakan partisipasi Indonesia sebagai tamu kehormatan Festival Janadriyah merupakan kesempatan untuk memperkenalkan keberagaman yang ada di Indonesia.
Indonesia mengusung tema "Persatuan Dalam Keberagaman Untuk Memperkuat Moderasi dan Perdamaian Global" dalam Festival Janadriyah untuk memperkenalkan keberagaman suku, bangsa, budaya dan bahasa yang ada.
"Semboyan negara Indonesia Bhinneka Tunggal Ika, memiliki arti berbeda-berbeda tetapi tetap satu," katanya.
Pada Festival Janadriyah, Indonesia akan menghadirkan Paviliun Indonesia yang merupakan miniatur keberagaman Indonesia, sekaligus miniatur negara maritim yang menjalin hubungan dan kerja sama dengan banyak negara, termasuk Arab Saudi.
Selain itu, Paviliun Indonesia juga akan menampilkan arsip-arsip hubungan baik yang selama ini terjalin antara Indonesia dengan Arab Saudi, yaitu bagaimana pelajar-pelajar Indonesia belajar di Arab Saudi dan kunjungan pemimpin-pemimpin Arab Saudi ke Indonesia.
"Partisipasi dalam Festival Janadriyah adalah persembahan terbaik dari pemerintah dan rakyat Indonesia untuk memperkuat hubungan bilateral Saunesia, yaitu Arab Saudi-Indonesia," katanya.
Menurut Puan, kerja sama kebudayaan seperti Festival Janadriyah merupakan cara terbaik untuk saling mengenal satu sama lain. Kerja sama kebudayaan adalah sebuah dialog peradaban.
"Partisipasi Indonesia tidak akan terlaksana bila tidak ada dukungan dan sambutan baik dari Kerajaan Arab Saudi. Mudah-mudahan rakyat Arab Saudi bisa mengenal Indonesia lebih baik dan hubungan Indonesia-Arab Saudi semakin kuat di masa mendatang," katanya.
Festival Janadriyah adalah festival budaya dan warisan tahunan terbesar di Timur Tengah, yang diselenggarakan sejak tahun 1985. Festival Janadriyah ke-33 akan dibuka Raja Salman Bin Abdulaziz pada Kamis (Jumat WIB).
Pemilihan Indonesia sebagai tamu kehormatan merupakan keputusan Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud dan Putra Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman.
Di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kedutaan Besar Republik Indonesia di Riyadh, delegasi Indonesia akan menampilkan keanekaragaman budaya Indonesia, termasuk pencak silat dan film-film karya anak bangsa.
Baca juga: Puan pimpin delegasi Indonesia di festival budaya Arab Saudi
Baca juga: Indonesia kenalkan keberagaman dalam Festival Janadriyah
Baca juga: Indonesia tamu kehormatan Festival Budaya Janadriyah di Arab Saudi
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2018
Tags: