Jakarta (ANTARA News) - Seiring dengan bertumbuhnya jumlah pengguna smartphone, teknologi jaringan generasi kelima atau sering disebut dengan 5G dinilai mampu menjawab kebutuhan konsumen akan data yang lebih cepat dan kapasitas yang lebih tinggi.
"Karena jumlah konsumen makin lama makin banyak jumlah pelanggan harus ada terobosan teknologi untuk memenuhi kebutuhan mereka," ujar Senior Manager Business Development Qualcomm Technologies, Dominikus Susanto, dalam workshop media "Snapdragon Academy" di Jakarta, Kamis.
Manfaat teknologi 5G tersebut, menurut Susanto, tidak hanya dapat dirasakan oleh pengguna, namun juga para operator jaringan yang akan mendapat keuntungan dengan menampung lebih banyak pelanggan.
Peningkatan teknologi 5G sesuai dengan tiga fundamental dalam peningkatan konektivitas, yaitu coverage, spectrum dan capacity.
Salah satu hal yang cukup menentukan dari kualitas jaringan adalah wilayah cakupan atau coverage. Susanto menganalogikan wilayah cakupan dengan riak air di mana semakin jauh dari pusat gelombang akan semakin lemah.
Gangguan yang ada dalam wilayah cakupan juga menjadi hal yang menentukan kualitas jaringan. Gangguan yang dimaksud, menurut Susanto, seperti tembok dan gedung.
"Noise atau gangguan tidak bisa dihilangkan, karena bakal banyak jaringan lain yang menggunakan sinyal yang sama. Maka perlu adanya teknologi yang bisa menyaring hal-hal tersebut," kata Susanto.
Beberapa teknologi jaringan baru seperti 4G dan 5G, menurut Susanto, sudah menggunakan teknologi yang bisa menggunakan beberapa penerima dan pengirim sekaligus atau yang disebut multiple-input multiple-output (MiMo).
Selanjutnya, untuk spektrum, Susanto mengatakan hal itu telah diatur oleh pemerintah masing-masing negara, namun spektrum tidak bisa dengan mudah ditambahkan.
Untuk mengatasi hal ini diciptakan teknologi jaringan yang bisa mengisi spektrum frekuensi yang kosong, yakni hadirnya jaringan 5G. "Kita bisa menggunakan frekuensi yang lebih tinggi, lebih tepatnya di atas 24Ghz," ujar Susanto.
Frekuensi ini, menurut Susanto, masih belum digunakan untuk saluran komunikasi, sehingga dapat menciptakan jalur yang baru.
Jaringan 5G juga memiliki teknologi yang bisa 'menggunakan dua tipe jaringan spectrum yaitu licensed spectrum, seperti jaringan operator, dan unlicensed spectrum, misalnya bluetooth dan Wi-Fi.
"Licensed dan unlicensed gabung sehingga lebih cepat lagi," kata dia.
Terakhir, kapasitas. Susanto menganalogikan hal ini dengan pipa air, saat dikucurkan dalam satu ember akan cepat, namun saat sumber air digunakan oleh beberapa keran secara bersamaan, maka kecepatan akan berkurang.
Susanto mengatakan bahwa teknologi 5G mampu menjawab hal itu dengan membuat kecepatan lebih tinggi, latensi yang lebih rendah dan kapasitas yang lebih besar.
Manfaat teknologi 5G
Susanto mengatakan bahwa teknologi 5G dapat digunakan dalam bidang industri, misalnya automasi mesin-mesin di pabrik..
"Atau misalnya penerangan jalan, dengan adanya Internet of Things (IoT) semua terhubung, atau bisa mengetahui lampu jalan daerah mana yang mati yang harus dilakukan penggantian," ujar Susanto.
Contoh lainnya, dia mengatakan adalah meteran listrik. Dengan teknologi 5G petugas tidak lagi melakukan pencatatan secara manual, karena hal itu dapat dilakukan secara otomatis.
"Tidak perlu lagi menggunakan manusia untuk mengecek jumlah pemakaian listrik. Selain itu, 5G sangat memberi peluang untuk industri baru untuk penyedia aplikasi layanan baru akan makin bermunculan," kata Susanto.
Tidak hanya itu, teknologi 5G juga dapat digunakan untuk mobil swakemudi karena latensi yang rendah, juga memperkaya konten hiburan -- tidak hanya terbatas pada video dan foto, namun juga realitas tertambah atau Augmented Reality (AR).
Baca juga: 18 produsen teknologi bakal hadirkan smartphone 5G tahun depan
Baca juga: China tawarkan bantuan 5G untuk ASEAN, Indonesia belum tentukan sikap
Baca juga: Jaringan 5G dinilai penting wujudkan industri 4.0
Kenapa harus beralih ke teknologi 5G?
20 Desember 2018 17:13 WIB
Ilustrasi pengembangan teknologi seluler generasi kelima (5th Generation/5G). (applegazette)
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018
Tags: