Gunung Anak Krakatau alami dua kali kegempaan letusan
20 Desember 2018 13:46 WIB
Asap hitam menyembur saat terjadi letusan Gunung Anak Krakatau (GAK) di Selat Sunda, Banten, Senin (10/12/2018). Berdasarkan data yang terekam di Pos Pengamatan GAK di Pasauran, Serang, sejak Jumat (7/12/2018) hingga Minggu (9/12/2018) GAK mengeluarkan 204 letusan awan hitam setinggi 150-300 meter dengan durasi 31-72 detik diiringi 22 kali gempa vulkanik sehingga statusnya masih pada level waspada. (ANTARA FOTO/Weli Ayu Rejeki/wsj.)
Bandarlampung (ANTARA News) - Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung mengalami dua kali kegempaan letusan sepanjang pengamatan Rabu (19/12) hingga Kamis dini hari.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam rilis diterima di Bandarlampung, Kamis, meneruskan laporan Windi Cahya Untung, Staf Kementerian ESDM, Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau periode pengamatan 19 Desember 2018, pukul 00.00 sampai dengan 24.00 WIB, visual gunung jelas hingga kabut 0-III.
Asap kawah bertekanan lemah hingga sedang, teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga sedang dan tinggi 25-100 meter di atas puncak kawah.
Rincian pengamatan menunjukkan aktivitas Kegempaan Letusan 2 kali, amplitudo 57-58 mm, durasi 116-189 detik. Tremor Harmonik 17 kali, amplitudo 25-57 mm, durasi 22-97 detik. Tremor Menerus amplitudo AM 2-58 mm (dominan 35 mm).
Gunung Anak Krakatau dengan ketinggian 338 meter dari permukaan laut (mdpl) ini selama pengamatan cuaca cerah, berawan, dan mendung.
Angin bertiup lemah ke arah timur laut, timur, dan barat laut. Suhu udara 26-33 derajat Celsius, kelembapan udara 60-92 persen, dan tekanan udara 0-0 mmHg.
Kesimpulannya tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau Level II (Waspada), sehingga direkomendasikan masyarakat/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 km dari kawah.*
Baca juga: Terjadi 31 kegempaan letusan Anak Krakatau
Baca juga: Gunung anak krakatau 9 kali tremor
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam rilis diterima di Bandarlampung, Kamis, meneruskan laporan Windi Cahya Untung, Staf Kementerian ESDM, Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau periode pengamatan 19 Desember 2018, pukul 00.00 sampai dengan 24.00 WIB, visual gunung jelas hingga kabut 0-III.
Asap kawah bertekanan lemah hingga sedang, teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga sedang dan tinggi 25-100 meter di atas puncak kawah.
Rincian pengamatan menunjukkan aktivitas Kegempaan Letusan 2 kali, amplitudo 57-58 mm, durasi 116-189 detik. Tremor Harmonik 17 kali, amplitudo 25-57 mm, durasi 22-97 detik. Tremor Menerus amplitudo AM 2-58 mm (dominan 35 mm).
Gunung Anak Krakatau dengan ketinggian 338 meter dari permukaan laut (mdpl) ini selama pengamatan cuaca cerah, berawan, dan mendung.
Angin bertiup lemah ke arah timur laut, timur, dan barat laut. Suhu udara 26-33 derajat Celsius, kelembapan udara 60-92 persen, dan tekanan udara 0-0 mmHg.
Kesimpulannya tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau Level II (Waspada), sehingga direkomendasikan masyarakat/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 km dari kawah.*
Baca juga: Terjadi 31 kegempaan letusan Anak Krakatau
Baca juga: Gunung anak krakatau 9 kali tremor
Pewarta: Budisantoso Budiman
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018
Tags: