BNPB catat 2.426 kejadian bencana selama 2018
19 Desember 2018 16:23 WIB
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei memberikan penjelasan tentang evaluasi penanggulangan bencana 2018 dan tantangan 2019 di Graha BNPB di Jakarta, Rabu (19/12/2018). (Antara/Desi Purnamawati)
Jakarta (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sejak awal tahun hingga 14 Desember 2018 mencatat 2.426 kejadian bencana yang menyebabkan 4.231 orang meninggal atau hilang, kata Kepala BNPB Willem Rampangilei di Jakarta, Rabu.
Kejadian-kejadian bencana tersebut, menurut BNPB, juga menyebabkan 6.948 orang terluka; 9,9 juta orang terdampak dan mengungsi, 374.023 rumah rusak.
Dari seluruh bencana yang terjadi tahun ini, 2.350 bencana atau 96,9 persen di antaranya merupakan bencana hidrometeorologi dan 76 kejadian lainnya (3,1 persen) merupakan bencana geologi.
"Banjir, longsor, puting beliung, masih mendominasi bencana di 2018," kata Willem.
Willem mengatakan meski bencana geologi jumlahnya lebih kecil dibandingkan bencana hidrometeorologi namun dampaknya lebih besar, khususnya yang berupa gempa bumi dan tsunami.
Sebanyak 20 gempa bumi yang terjadi dalam tahun 2018 telah menyebabkan 572 orang meninggal dunia, 2.012 orang terluka, 483.364 orang mengungsi dan terdampak dan 16.520 rumah rusak.
Sementara kejadian gempa bumi diikuti tsunami dan likuifaksi dalam tahun ini hanya terjadi satu kali di Sulawesi Tengah pada 28 September 2018, namun dampaknya besar, menyebabkan 3.397 orang meninggal dunia, 4.426 orang terluka, 221.450 orang mengungsi dan terdampak serta 69.139 rumah rusak.
Kejadian-kejadian bencana tersebut, menurut BNPB, juga menyebabkan 6.948 orang terluka; 9,9 juta orang terdampak dan mengungsi, 374.023 rumah rusak.
Dari seluruh bencana yang terjadi tahun ini, 2.350 bencana atau 96,9 persen di antaranya merupakan bencana hidrometeorologi dan 76 kejadian lainnya (3,1 persen) merupakan bencana geologi.
"Banjir, longsor, puting beliung, masih mendominasi bencana di 2018," kata Willem.
Willem mengatakan meski bencana geologi jumlahnya lebih kecil dibandingkan bencana hidrometeorologi namun dampaknya lebih besar, khususnya yang berupa gempa bumi dan tsunami.
Sebanyak 20 gempa bumi yang terjadi dalam tahun 2018 telah menyebabkan 572 orang meninggal dunia, 2.012 orang terluka, 483.364 orang mengungsi dan terdampak dan 16.520 rumah rusak.
Sementara kejadian gempa bumi diikuti tsunami dan likuifaksi dalam tahun ini hanya terjadi satu kali di Sulawesi Tengah pada 28 September 2018, namun dampaknya besar, menyebabkan 3.397 orang meninggal dunia, 4.426 orang terluka, 221.450 orang mengungsi dan terdampak serta 69.139 rumah rusak.
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018
Tags: