Pertumbuhan industri pengolahan capai 4,87 persen
19 Desember 2018 13:49 WIB
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan capaian industri sepanjang 2018 pada konferensi pers di Jakarta, Rabu. (19/12/2018), (ANTARA News/ Biro Humas Kementerian Perindustrian)
Jakarta (ANTARA News) - Pertumbuhan industri pengolahan mencapai 4,87 persen secara agregat sejak 2015 hingga 2018 dengan nilai subsektor pertumbuhan tertinggi yakni industri makanan dan minuman sebesar 8,71 persen.
"Nilai PDB (produk domestik bruto) industri pengolahan nonmigas mencapai Rp2.555,8 triliun pada 2018 dan ini terus meningkat setiap tahun," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Rabu.
Selain industri makanan dan minuman, sektor industri lain yang juga mengalami pertumbuhan tinggi adalah industri barang logam, komputer, barang elektronika, mesin dan perlengkapan sebesar 4,02 persen. industri alat angkutan sebesar 3,67 persen, industri kimia 3,40 persen dan industri tekstil dan pakaian jadi sebesar 1,64 persen.
Airlangga menyampaikan, kontribusi industri manufaktur mencapai 19,89 persen, yakni yang tertinggi jika dibandingkan sektor lainnya, seperti sektor migas.
"Kalau ingin memperbaiki pertumbuhan ekonomi, maka yang menjadi prioritas untuk diperbaiki karena faktor kendalinya besar adalah sektor industri pengolahan atau manufaktur," ungkap Airlangga.
Sementara itu, ekspor industri pengolahan nonmigas berkontribusi 72,8 persen dari total ekspor pada 2018.
"Memang terjadi defisit, ini tentunya yang kita perlu perbaiki, terutama dari investasi dan subtitusi impor," ujar Airlangga.
Terkait investasi, Airlangga menyampaikan investasi sektor industri pada 2018 mencapai Rp226,18 triliun dengan kontribusi dari industri barang logam, komputer, barang elektronika, mesin dan perlengkapan sebesar Rp58,20 triliun.
Selain itu, industri makanan dan minuman sebesar Rp56,20 triliun; industri kimia Rp48,69 triliun; industri alat angkutan sebesar 17,44 triliun dan industri tekstil dan pakaian jadi sebesar Rp8,75 triliun.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Kemenperin Haris Munandar menyampaikan bahwa pertumbuhan industri pada 2018 diharapkan bisa tumbuh hingga 5 persen, mengingat pertumbuhan di bawah 5 persen hanya terjadi pada kuartal II/2018.
"Inikan Desember belum habis ya, jadi kami masih berharap bisa mencapai 5 persen hingga akhir tahun," ungkap Haris.
Tahun ini, Kemenperin menetapkan target pertumbuhan industri pengolahan non migas sebesar 5,67 persen. Pada kuartal I/2018, industri manufaktur tumbuh sebesar 5,03 persen, meningkat dibanding periode yang sama pada 2017 sebesar 4,80 persen.
Pada kuartal II/2018, industri pengolahan non migas mencatatkan pertumbuhan sebesar 4,41 persen, naik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 3,93 persen.
Sedangkan, pertumbuhan produksi industri manufaktur pada kuartal III/2018 mencapai 5,04 persen (year on year/ yoy) jika dibandingkan dengan periode sama 2017.
"Nilai PDB (produk domestik bruto) industri pengolahan nonmigas mencapai Rp2.555,8 triliun pada 2018 dan ini terus meningkat setiap tahun," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Rabu.
Selain industri makanan dan minuman, sektor industri lain yang juga mengalami pertumbuhan tinggi adalah industri barang logam, komputer, barang elektronika, mesin dan perlengkapan sebesar 4,02 persen. industri alat angkutan sebesar 3,67 persen, industri kimia 3,40 persen dan industri tekstil dan pakaian jadi sebesar 1,64 persen.
Airlangga menyampaikan, kontribusi industri manufaktur mencapai 19,89 persen, yakni yang tertinggi jika dibandingkan sektor lainnya, seperti sektor migas.
"Kalau ingin memperbaiki pertumbuhan ekonomi, maka yang menjadi prioritas untuk diperbaiki karena faktor kendalinya besar adalah sektor industri pengolahan atau manufaktur," ungkap Airlangga.
Sementara itu, ekspor industri pengolahan nonmigas berkontribusi 72,8 persen dari total ekspor pada 2018.
"Memang terjadi defisit, ini tentunya yang kita perlu perbaiki, terutama dari investasi dan subtitusi impor," ujar Airlangga.
Terkait investasi, Airlangga menyampaikan investasi sektor industri pada 2018 mencapai Rp226,18 triliun dengan kontribusi dari industri barang logam, komputer, barang elektronika, mesin dan perlengkapan sebesar Rp58,20 triliun.
Selain itu, industri makanan dan minuman sebesar Rp56,20 triliun; industri kimia Rp48,69 triliun; industri alat angkutan sebesar 17,44 triliun dan industri tekstil dan pakaian jadi sebesar Rp8,75 triliun.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Kemenperin Haris Munandar menyampaikan bahwa pertumbuhan industri pada 2018 diharapkan bisa tumbuh hingga 5 persen, mengingat pertumbuhan di bawah 5 persen hanya terjadi pada kuartal II/2018.
"Inikan Desember belum habis ya, jadi kami masih berharap bisa mencapai 5 persen hingga akhir tahun," ungkap Haris.
Tahun ini, Kemenperin menetapkan target pertumbuhan industri pengolahan non migas sebesar 5,67 persen. Pada kuartal I/2018, industri manufaktur tumbuh sebesar 5,03 persen, meningkat dibanding periode yang sama pada 2017 sebesar 4,80 persen.
Pada kuartal II/2018, industri pengolahan non migas mencatatkan pertumbuhan sebesar 4,41 persen, naik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 3,93 persen.
Sedangkan, pertumbuhan produksi industri manufaktur pada kuartal III/2018 mencapai 5,04 persen (year on year/ yoy) jika dibandingkan dengan periode sama 2017.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2018
Tags: