Ingin sapi gemuk, XL Axiata siapkan Satwa Nusantara
19 Desember 2018 13:43 WIB
Group Head Corporate Communication XL Axiata Tri Wahyuningsih (kanan), Bupati Situbondo Dadang Wigiarto (tengah), dan Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Samsul Widodo saat peluncuran aplikasi solusi digital Satwa Nusantara di Situbondo, Jawa Timur (19/12/2018). (Antaranews/Ahmad Wijaya)
Situbondo, Jatim (ANTARA News) - Operator telekomunikasi XL Axiata dalam upaya meningkatkan kualitas sapi agar sehat dan gemuk, menyediakan solusi digital Satwa Nusantara yang mampu memantau pertumbuhan hewan itu setiap saat.
"Adanya solusi ini sangat tepat di wilayah ini karena selama ini petani sering dikeluhkan dengan sulitnya memperoleh pakan terutama di musim kemarau," kata Bupati Situbondo Dadang Wigiarto saat peluncuran aplikasi Satwa Nusantara di Situbondo, Jawa Timur, Rabu.
Dikatakan bupati, adanya solusi digital ini akan sangat membantu daerah itu yang saat ini sedang mengembangkan dan mengupayakan wisata ternak sapi dan banteng terutama di Taman Nasional Baluran.
Keberadaan aplikasi berbasis android ini, kata Dadang, tentunya akan sangat membantu masyarakat setempat yang mayoritas adalah peternak sapi
"Dengan adanya aplikasi ini maka peternak sapi akan bisa memantau perkembangan ternaknya dan ini merupakan langkah maju untuk perkembangan ternak sapi," kata Bupati Dadang.
Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Samsul Widodo mengatakan aplikasi ini juga bisa digunakan di daerah lain yang memiliki populasi ternak sapi yang besar, seperti di Sumbawa.
Dia mengharapkan aplikasi ini akan sangat membantu program pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan di sejumlah daerah, khususnya yang masyarakatnya masih menggantungkan hidup dari ternak sapi.
Group Head Corporate Communication XL Axiata Tri Wahyuningsih, mengatakan solusi Satwa Nusantara ini akan membantu para petani pemilik ternak untuk memastikan ternaknya, terutama sapi, bisa tercukupi pakan dan kondisi kesehatannya sepanjang tahun, termasuk di musim kemarau.
"Melalui solusi digital ini juga akan bisa memberikan data dan gambaran mengenai potensi ekonomi yang bisa didapatkan dari ternak sapi warga desa ke depan," kata Wahyuningsih.
Sesuai dengan namanya, solusi berbasis "Farm Chain Management System" (FCMS) memang ditujukan untuk memaksimalkan produktvitas komoditi pertanian dengan cara menata, memantau dan merencanakan rantai pengelolaan dari hulu ke hilir, dari mulai pemeliharaan, panen, pemasaran, bahkan hingga pengembangan produk dari ternak.
"Untuk keperluan di Desa Karang Tekok ini yang jadi lokasi acara ini, Satwa Nusantara baru difokuskan untuk pemeliharaan, yaitu mengatasi masalah pakan dan kesehatan ternak," katanya.
Dia berharap solusi digital itu yang dibangun XL Axiata bersama dengan Fakultas Peternakan Universitas Jember dan Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari, Desa Toyomarto, Singosari Malang, Jawa Timur akan mampu mengatasi salah satu simpul persoalan yang ada di desa tersebut.
Penerapan solusi ini akan mengubah pola pemeliharaan ternak yang selama ini sudah diterapkan. Jika sebelumnya sapi-sapi digembalakan di padang rumput terbuka untuk mendapatkan rumput hijau, kini sapi harus dikandangkan agar mudah dipantau kondisinya sekaligus mudah memberikan makan.
Dengan demikian, ternak tidak hanya bisa diselamatkan dari ancaman kematian di setiap musim kemarau, namun juga bisa dikembangkan secara ekonomis sebagai komoditas.
Baca juga: XL Axiata komitmen perluas jaringan di luar Jawa
Baca juga: Pendapatan XL Axiata tumbuh positif kuartal ketiga 2018
"Adanya solusi ini sangat tepat di wilayah ini karena selama ini petani sering dikeluhkan dengan sulitnya memperoleh pakan terutama di musim kemarau," kata Bupati Situbondo Dadang Wigiarto saat peluncuran aplikasi Satwa Nusantara di Situbondo, Jawa Timur, Rabu.
Dikatakan bupati, adanya solusi digital ini akan sangat membantu daerah itu yang saat ini sedang mengembangkan dan mengupayakan wisata ternak sapi dan banteng terutama di Taman Nasional Baluran.
Keberadaan aplikasi berbasis android ini, kata Dadang, tentunya akan sangat membantu masyarakat setempat yang mayoritas adalah peternak sapi
"Dengan adanya aplikasi ini maka peternak sapi akan bisa memantau perkembangan ternaknya dan ini merupakan langkah maju untuk perkembangan ternak sapi," kata Bupati Dadang.
Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Samsul Widodo mengatakan aplikasi ini juga bisa digunakan di daerah lain yang memiliki populasi ternak sapi yang besar, seperti di Sumbawa.
Dia mengharapkan aplikasi ini akan sangat membantu program pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan di sejumlah daerah, khususnya yang masyarakatnya masih menggantungkan hidup dari ternak sapi.
Group Head Corporate Communication XL Axiata Tri Wahyuningsih, mengatakan solusi Satwa Nusantara ini akan membantu para petani pemilik ternak untuk memastikan ternaknya, terutama sapi, bisa tercukupi pakan dan kondisi kesehatannya sepanjang tahun, termasuk di musim kemarau.
"Melalui solusi digital ini juga akan bisa memberikan data dan gambaran mengenai potensi ekonomi yang bisa didapatkan dari ternak sapi warga desa ke depan," kata Wahyuningsih.
Sesuai dengan namanya, solusi berbasis "Farm Chain Management System" (FCMS) memang ditujukan untuk memaksimalkan produktvitas komoditi pertanian dengan cara menata, memantau dan merencanakan rantai pengelolaan dari hulu ke hilir, dari mulai pemeliharaan, panen, pemasaran, bahkan hingga pengembangan produk dari ternak.
"Untuk keperluan di Desa Karang Tekok ini yang jadi lokasi acara ini, Satwa Nusantara baru difokuskan untuk pemeliharaan, yaitu mengatasi masalah pakan dan kesehatan ternak," katanya.
Dia berharap solusi digital itu yang dibangun XL Axiata bersama dengan Fakultas Peternakan Universitas Jember dan Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari, Desa Toyomarto, Singosari Malang, Jawa Timur akan mampu mengatasi salah satu simpul persoalan yang ada di desa tersebut.
Penerapan solusi ini akan mengubah pola pemeliharaan ternak yang selama ini sudah diterapkan. Jika sebelumnya sapi-sapi digembalakan di padang rumput terbuka untuk mendapatkan rumput hijau, kini sapi harus dikandangkan agar mudah dipantau kondisinya sekaligus mudah memberikan makan.
Dengan demikian, ternak tidak hanya bisa diselamatkan dari ancaman kematian di setiap musim kemarau, namun juga bisa dikembangkan secara ekonomis sebagai komoditas.
Baca juga: XL Axiata komitmen perluas jaringan di luar Jawa
Baca juga: Pendapatan XL Axiata tumbuh positif kuartal ketiga 2018
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2018
Tags: